Soundmarks: Relasi Soundscape Dan Karawitan Pada Konsep Pembentuk Ruang
Main Author: | Fauzi, Muhammad Sa’dan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178306/ |
Daftar Isi:
- Wayang kulit merupakan hasil manifestasi pengejawantahan pengetahuan masyarakat Jawa. Karawitan merupakan medium suara dari seni pertunjukan wayang. Karawitan berfungsi sebagai pembentuk suasana pertunjukan wayang kulit. Ruang tidak hanya terbentuk oleh faktor fisik, namun juga dapat terbentuk oleh faktor non-fisik. Faktor non-fisik tersebut biasanya justru tidak hanya membentuk ruang, namun sekaligus makna dan jiwa ruang juga tercipta. Penting adanya menangkap keseluruhan makna dari suatu ruang atau bentukan arsitektur tidak hanya dengan indra penglihatan, tidak hanya soal dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan atas relasi yang terbentuk antara soundscape dan karawitan pakeliran pada konsep pembentuk ruang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi meta-analysis. Soundscape adalah suara lingkungan yang berupa pemandangan. Soundmark berasal dari kata landmark, adalah suara yang dianggap unik dan menjadi penanda untuk suatu daerah. Suara yang dihasilkan oleh karawitan dapat dikatakan sebagai soundmark. Jika suara karawitan pakeliran dapat tergolong sebagai soundmark, maka suasana yang terbentuk dalam pakeliran dapat dikatakan sebagai manifestasi dari soundscape