Perencanaan Pengembangan Wisata Desa Edelweis (Studi Pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)
Main Author: | Wiyanto, Tri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178265/1/Tri%20Wiyanto%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178265/ |
ctrlnum |
178265 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/178265/</relation><title>Perencanaan Pengembangan Wisata Desa Edelweis (Studi Pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)</title><creator>Wiyanto, Tri</creator><subject>338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)</subject><description>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya Balai Besar Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam rangka konservasi Edelweis. Edelweis
memiliki tiga aspek penting yaitu aspek ekologi, aspek sosial budaya dan aspek
ekonomi. Kondisi empiris membuktikan masih terjadi pengambilan Edelweis di
TNBTS oleh oknum masyarakat suku Tengger. Edelweis digunakan untuk
keperluan sesaji adat Tengger dan dijual untuk kebutuhan ekonomi bagi
masyarakat kurang mampu. Salah satu sasaran strategis sebagaimana tertuang
dalam rencana strategis Balai Besar TNBTS tahun 2015-2019 adalah
melestarikan keseimbangan ekosistem ekosistem khas TNBTS (laut pasir, ranu,
fungsi lindung kawasan), keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi
tinggi dan mendukung pelestarian suku Tengger.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1)
perencanaan pengembangan wisata desa Edelweis di Balai Besar TNBTS; (2)
bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan pengembangan wisata desa
Edelweis di Balai Besar TNBTS; dan (3) faktor pendukung dan penghambat
perencanaan pengembangan wisata desa Edelweis di Balai Besar TNBTS.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
mendeskripsikan dan menganalisis berdasarkan fenomena dan fakta-fakta yang
ada di lapangan. Fokus penelitian ini adalah: (1) perencanaan, meliputi
mekanisme perencanaan, identifikasi stakeholders dan rencana program
kegiatan; (2) bentuk partisipasi masyarakat, dan (3) Faktor pendukung dan
penghambatnya, meliputi faktor pendukung, yaitu faktor lingkungan (budaya),
faktor perkembangan ilmu dan teknologi, faktor sistem yang digunakan dan faktor
pendanaan. Sedangkan faktor penghambat, yaitu faktor lingkungan (sosial),
faktor sumber daya manusia perencana dan faktor lain meliputi dukungan
perencanaan pemerintah daerah dan ego sektoral. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis model interkatif Miles, Huberman dan Saldana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan
oleh Balai Besar TNBTS melalui pendekatan top-down sudah dilaksanakan
cukup baik karena memberikan kesempatan untuk bisa menyampaikan
ide/gagasan bagi level bawah dalam kerangka Balai Besar TNBTS. Sedangkan
melalui pendekatan bottom-up pada pelaksanaannya belum maksimal karena
partispasi masyarakat sangat terbatas dan tidak ada sinergi perencanaan melalui
musrenbangdes, b) stakeholders yang terlibat adalah Balai Besar TNBTS
beserta unit organisasi dibawahnya berperan sebagai policy creator, koordinator
dan fasilitator. Stakeholders yang berperan sebagai akselerator yaitu Balai Besar
KSDA Jawa Timur, LIPI, tokoh masyarakat Tengger, Pemdes Wonokitri dan
Pemdes Ngadisari, Pemcam Tosari dan Pemcam Sukapura, Pemkab Pasuruan
dan Pemkab Probolinggo, akademisi/mahasiswa. Sedangkan stakeholders yang
berperan sebagai implementor yaitu Kelompok Tani Hulun Hyang dan Kelompok
Tani Kembang Tana Layu, dan c) Balai Besar TNBTS merumuskan rencana program kegiatan berupa identifikasi desa Edelweis TNBTS, pembentukan
kelompok desa Edelweis, penyusunan RKT kelompok desa Edelweis,
pendampingan kelompok desa Edelweis, pembibitan Edelweis, penanaman
Edelweis, pemeliharaan Edelweis, pelatihan budidaya Edelweis, workshop
pembuatan paket wisata Edelweis, promosi Land of Edelweis TNBTS di bandar
udara, festival Land of Edelweis TNBTS dan monitoring dan evaluasi pembinan
desa Edelweis. (2) bentuk partisipasi masyarakat meliputi partisipasi pemikiran
dan partisipasi keterampilan, serta partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
unsur-unsur dalam pencapaian keberhasilan pengembangan wisata yaitu unsur
attraction, amenities, accesibility dan ancilliary/hospitality. Disamping itu,
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana
promosi wisata (3) Faktor pendukung: faktor lingkungan (budaya) berupa
kebutuhan Edelweis untuk sesaji adat masyarakat Tengger sehingga mendorong
upaya konservasi Edelweis, faktor perkembangan ilmu dan teknologi berupa
penggunaan aplikasi RKA-KL yang mempermudah Balai Besar TNBTS dalam
merumuskan perencanaan, faktor sistem yang digunakan berupa kebijakankebijakan
pendukung dan faktor pendanaan berupa dukungan anggaran Balai
Besar TNBTS dan pendanaan Corporate Social Responsilibity Bank Indonesia
serta Wana Wiyata Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan
faktor penghambat: faktor lingkungan (sosial), yaitu kesadaran dan motivasi
masyarakat Desa Wonokitri dan Desa Ngadisari untuk budidaya Edelweis relatif
kurang, faktor sumber daya manusia perencana, yaitu tidak tersedianya jabatan
fungsional perencana dan rendahnya sumber daya manusia masyarakat Desa
Wonokitri dan Desa Ngadisari, faktor lainnya meliputi tidak ada dukungan
perencanaan pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan tidak adanya alokasi
program pengembangan destinasi pariwisata pada tahun 2020 hingga 2023 pada
dokumen RPJMD Kabupaten Pasuruan tahun 2018-2023 dan RPJMD
Kabupaten Probolinggo tahun 2018-2023 dan adanya ego sektoral sebagai
akibat perbedaan perspektif tentang regulasi yang digunakan dan perbedaan
prioritas pengelolaan.
Peneliti menyampaikan saran diantaranya: (1) Balai Besar TNBTS
melakukan pendampingan dan memberikan motivasi secara kontinyu,
peningkatan partisipasi masyarakat sasaran untuk menyampaikan ide/gagasan
melalui murenbangdes, (2) Balai Besar TNBTS mengusulkan alih
jabfung/pengadaan jabatan fungsional perencana dan mengkomunikasikan
secara berkala ke Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian LHK (3)
Pemkab Pasuruan dan Pemkab Probolinggo menempatkan desa Edelweis
Wonokitri dan desa Edelweis Ngadisari sebagai program prioritas destinasi
wisata, memberikan dukungan anggaran dalam dokumen dokumen RKPD, dan
memberikan instruksi kepada Pemdes Wonokitri dan Pemdes Ngadisari agar
menggunakan seluruh atau sebagian dana desa untuk pengembangan wisata
desa Edelweis (4) Balai Besar TNBTS bersama Pemkab Pasuruan dan Pemkab
Probolinggo menghilangkan ego sektoral dan meningkatkan collaborative
government, salah satunya dengan 1) sinkronisasi perencanaan di Balai Besar
TNBTS dengan perencanaan di Pemkab Pasuruan dan Pemkab Probolinggo
melalui musrenbang, 2) mengkaji kebijakan terkait pengelolaan desa penyangga
kawasan TNBTS sebagai bahan rekomendasi kepada Menteri LHK, Mendagri
dan Menparekraf untuk menerbitkan peraturan bersama tentang pedoman
pengembangan wisata di desa penyangga kawasan konservasi.</description><date>2019-12-30</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/178265/1/Tri%20Wiyanto%20%282%29.pdf</identifier><identifier> Wiyanto, Tri (2019) Perencanaan Pengembangan Wisata Desa Edelweis (Studi Pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru). Magister thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>TES/583.77/RAI/s/2019/041911443</relation><recordID>178265</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Wiyanto, Tri |
title |
Perencanaan Pengembangan Wisata Desa Edelweis (Studi Pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) |
publishDate |
2019 |
topic |
338.479 1 Services and specific products (Geography and travel) |
url |
http://repository.ub.ac.id/178265/1/Tri%20Wiyanto%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178265/ |
contents |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya Balai Besar Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dalam rangka konservasi Edelweis. Edelweis
memiliki tiga aspek penting yaitu aspek ekologi, aspek sosial budaya dan aspek
ekonomi. Kondisi empiris membuktikan masih terjadi pengambilan Edelweis di
TNBTS oleh oknum masyarakat suku Tengger. Edelweis digunakan untuk
keperluan sesaji adat Tengger dan dijual untuk kebutuhan ekonomi bagi
masyarakat kurang mampu. Salah satu sasaran strategis sebagaimana tertuang
dalam rencana strategis Balai Besar TNBTS tahun 2015-2019 adalah
melestarikan keseimbangan ekosistem ekosistem khas TNBTS (laut pasir, ranu,
fungsi lindung kawasan), keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi
tinggi dan mendukung pelestarian suku Tengger.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1)
perencanaan pengembangan wisata desa Edelweis di Balai Besar TNBTS; (2)
bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan pengembangan wisata desa
Edelweis di Balai Besar TNBTS; dan (3) faktor pendukung dan penghambat
perencanaan pengembangan wisata desa Edelweis di Balai Besar TNBTS.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
mendeskripsikan dan menganalisis berdasarkan fenomena dan fakta-fakta yang
ada di lapangan. Fokus penelitian ini adalah: (1) perencanaan, meliputi
mekanisme perencanaan, identifikasi stakeholders dan rencana program
kegiatan; (2) bentuk partisipasi masyarakat, dan (3) Faktor pendukung dan
penghambatnya, meliputi faktor pendukung, yaitu faktor lingkungan (budaya),
faktor perkembangan ilmu dan teknologi, faktor sistem yang digunakan dan faktor
pendanaan. Sedangkan faktor penghambat, yaitu faktor lingkungan (sosial),
faktor sumber daya manusia perencana dan faktor lain meliputi dukungan
perencanaan pemerintah daerah dan ego sektoral. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis model interkatif Miles, Huberman dan Saldana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan yang dilakukan
oleh Balai Besar TNBTS melalui pendekatan top-down sudah dilaksanakan
cukup baik karena memberikan kesempatan untuk bisa menyampaikan
ide/gagasan bagi level bawah dalam kerangka Balai Besar TNBTS. Sedangkan
melalui pendekatan bottom-up pada pelaksanaannya belum maksimal karena
partispasi masyarakat sangat terbatas dan tidak ada sinergi perencanaan melalui
musrenbangdes, b) stakeholders yang terlibat adalah Balai Besar TNBTS
beserta unit organisasi dibawahnya berperan sebagai policy creator, koordinator
dan fasilitator. Stakeholders yang berperan sebagai akselerator yaitu Balai Besar
KSDA Jawa Timur, LIPI, tokoh masyarakat Tengger, Pemdes Wonokitri dan
Pemdes Ngadisari, Pemcam Tosari dan Pemcam Sukapura, Pemkab Pasuruan
dan Pemkab Probolinggo, akademisi/mahasiswa. Sedangkan stakeholders yang
berperan sebagai implementor yaitu Kelompok Tani Hulun Hyang dan Kelompok
Tani Kembang Tana Layu, dan c) Balai Besar TNBTS merumuskan rencana program kegiatan berupa identifikasi desa Edelweis TNBTS, pembentukan
kelompok desa Edelweis, penyusunan RKT kelompok desa Edelweis,
pendampingan kelompok desa Edelweis, pembibitan Edelweis, penanaman
Edelweis, pemeliharaan Edelweis, pelatihan budidaya Edelweis, workshop
pembuatan paket wisata Edelweis, promosi Land of Edelweis TNBTS di bandar
udara, festival Land of Edelweis TNBTS dan monitoring dan evaluasi pembinan
desa Edelweis. (2) bentuk partisipasi masyarakat meliputi partisipasi pemikiran
dan partisipasi keterampilan, serta partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
unsur-unsur dalam pencapaian keberhasilan pengembangan wisata yaitu unsur
attraction, amenities, accesibility dan ancilliary/hospitality. Disamping itu,
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana
promosi wisata (3) Faktor pendukung: faktor lingkungan (budaya) berupa
kebutuhan Edelweis untuk sesaji adat masyarakat Tengger sehingga mendorong
upaya konservasi Edelweis, faktor perkembangan ilmu dan teknologi berupa
penggunaan aplikasi RKA-KL yang mempermudah Balai Besar TNBTS dalam
merumuskan perencanaan, faktor sistem yang digunakan berupa kebijakankebijakan
pendukung dan faktor pendanaan berupa dukungan anggaran Balai
Besar TNBTS dan pendanaan Corporate Social Responsilibity Bank Indonesia
serta Wana Wiyata Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan
faktor penghambat: faktor lingkungan (sosial), yaitu kesadaran dan motivasi
masyarakat Desa Wonokitri dan Desa Ngadisari untuk budidaya Edelweis relatif
kurang, faktor sumber daya manusia perencana, yaitu tidak tersedianya jabatan
fungsional perencana dan rendahnya sumber daya manusia masyarakat Desa
Wonokitri dan Desa Ngadisari, faktor lainnya meliputi tidak ada dukungan
perencanaan pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan tidak adanya alokasi
program pengembangan destinasi pariwisata pada tahun 2020 hingga 2023 pada
dokumen RPJMD Kabupaten Pasuruan tahun 2018-2023 dan RPJMD
Kabupaten Probolinggo tahun 2018-2023 dan adanya ego sektoral sebagai
akibat perbedaan perspektif tentang regulasi yang digunakan dan perbedaan
prioritas pengelolaan.
Peneliti menyampaikan saran diantaranya: (1) Balai Besar TNBTS
melakukan pendampingan dan memberikan motivasi secara kontinyu,
peningkatan partisipasi masyarakat sasaran untuk menyampaikan ide/gagasan
melalui murenbangdes, (2) Balai Besar TNBTS mengusulkan alih
jabfung/pengadaan jabatan fungsional perencana dan mengkomunikasikan
secara berkala ke Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian LHK (3)
Pemkab Pasuruan dan Pemkab Probolinggo menempatkan desa Edelweis
Wonokitri dan desa Edelweis Ngadisari sebagai program prioritas destinasi
wisata, memberikan dukungan anggaran dalam dokumen dokumen RKPD, dan
memberikan instruksi kepada Pemdes Wonokitri dan Pemdes Ngadisari agar
menggunakan seluruh atau sebagian dana desa untuk pengembangan wisata
desa Edelweis (4) Balai Besar TNBTS bersama Pemkab Pasuruan dan Pemkab
Probolinggo menghilangkan ego sektoral dan meningkatkan collaborative
government, salah satunya dengan 1) sinkronisasi perencanaan di Balai Besar
TNBTS dengan perencanaan di Pemkab Pasuruan dan Pemkab Probolinggo
melalui musrenbang, 2) mengkaji kebijakan terkait pengelolaan desa penyangga
kawasan TNBTS sebagai bahan rekomendasi kepada Menteri LHK, Mendagri
dan Menparekraf untuk menerbitkan peraturan bersama tentang pedoman
pengembangan wisata di desa penyangga kawasan konservasi. |
id |
IOS4666.178265 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-28T07:01:30Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:01:30Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751456004177920000 |
score |
17.538404 |