Nilai Romantisisme Dalam Naskah Les Chaises Karya Eugene Ionesco

Main Author: Muhammad Zulham, Afandi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178232/
Daftar Isi:
  • Drama merupakan salah satu bentuk sastra verbal bersama dengan rangkaian artistik yang memadukan beberapa bentuk seni sebagai media untuk bisa dipertunjukkan secara langsung. Salah satu penulis naskah drama yang terkenal adalah Eugene Ionesco dengan karyanya Les Chaises. Karya tersebut menceritakan sepasang suami dan istri yang terasing di sebuah mercusuar di suatu pulau terpencil. Kehidupan mereka penuh kehampaan sehingga mereka berdua selalu menghabiskan masa tua mereka dengan bermain peran sampai lupa siapa mereka sebenarnya. Dari kehampaan tersebut romantisisme hadir secara tersirat dalam setiap dialog mereka berdua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran romantisisme di dalam naskah Les Chaises, sehingga dapat mengetahui nilai-nilai romantisisme yang terkandung dalam naskah tersebut. Penelitian ini menggunakan teori pemikiran romantisisme yang lahir di akhir abad ke-18. Romantisisme berawal dari pemikir Prancis dan Jerman yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif karena penulis lebih menggunakan analisis deskriptif dan interpretasi subyektif berdasar teori yang ada sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pemikiran romantisisme terdapat beberapa aspek nilai yang menjadi ciri-ciri romantisisme yaitu, perasaan, imajinasi, pengalaman, kerinduan, dan individualism. Dalam naskah Les Chaises ini nilai romantisisme yang dominan adalah imajinasi yang membawa kedua tokoh kakek dan nenek ini menuju realitas alam bawah sadar mereka yang tidak terjamah oleh pikiran sadar. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan menganalisis aspek nilai romantisisme secara khusus, sehingga pengetahuan mengenai nilai romantisisme mampu berkembang lebih dalam. Dari pengetahuan yang lebih dalam tersebut diharapkan pemahaman mengenai romantisisme tidak lagi samar, dan mampu dijadikan kerangka berpikir sebuah proses pengkaryaan