Studi Pengaruh Ultrasonikasi Dan Aktivator Naoh Terhadap Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Arang Aktif Granul Berbahan Dasar Tempurung Kelapa

Main Authors: Arsyad, Adam Shandy, Bangalino, Rhyo Rura
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/178181/1/Adam%20dan%20Rhyo%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/178181/
Daftar Isi:
  • Proses adsorpsi dibatasi terutama oleh proses film diffusion dan pore diffusion, tergantung besarnya pergolakan yang terdapat dalam sistem. Jika pergolakan yang terjadi relatif kecil, maka lapisan film yang mengelilingi partikel akan tebal sehingga adsorpsi berlangsung lambat. Pengadukan dapat dilakukan untuk meningkatkan pergolakan pada sistem, sehingga proses transfer massa yang terjadi dalam proses adsorpsi akan berlangsung lebih cepat. Apabila dilakukan pengadukan yang cukup, maka kecepatan difusi film akan meningkat. Selain pengadukan, ultrasonikasi juga dapat diterapkan dalam proses adsorpsi untuk meningkatkan kecepatan transfer massa dalam sistem. Arang tempurung kelapa digunakan sebagai bahan dasar adsorben yang digunakan dalam penelitian ini karena memiliki kandungan unsur karbon yang cukup tinggi seperti selulosa sebesar 33,30 wt%, lignin 30,58 wt%, dan hemiselulosa 26,70 wt%. Arang tempurung kelapa juga memiliki struktur yang kuat sehingga cocok digunakan sebagai adsorben dalam proses pemurnian minyak jelantah yang menggunakan bantuan pengadukan ataupun ultrasonikasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan keefektifan antara proses adsorpsi yang memanfaatkan ultrasonikasi dengan proses adsorpsi yang memanfaatkan pengadukan, dan pengaruh larutan NaOH 1 M sebagai aktivator terhadap kinerja adsorben yang digunakan pada penelitian ini. Proses adsorpsi minyak jelantah pada penelitian ini dilakukan secara batch dengan membandingkan 2 metode, yaitu adsorpsi yang dilakukan dengan bantuan ultrasonikasi di dalam ultrasonic bath dan juga adsorpsi yang dilakukan dengan bantuan pengadukan menggunakan orbital shaker. Pada masing-masing metode adsorpsi digunakan dua jenis adsorben yaitu arang tempurung kelapa yang diaktivasi dengan larutan NaOH 1 M dan arang tempurung kelapa yang tidak diaktivasi. Adsorben digunakan sebanyak 10 gram untuk memurnikan 200 ml minyak jelantah. Proses adsorpsi dilakukan selama 50 menit, dimana setiap 10 menitnya sampel minyak jelantah akan dilakukan uji karakterisasi FFA dan kadar air untuk mengetahui waktu optimum yang dibutuhkan untuk mencapai titik kesetimbangan pada proses adsorpsi di setiap variabel ujinya. Hasil analisa kadar air dan FFA minyak jelantah setelah melewati proses adsorpsi menunjukkan bahwa penggunaan larutan NaOH 1 M sebagai aktivator mampu meningkatkan kinerja adsorben yang digunakan. Penurunan kadar air dan FFA pada sampel minyak jelantah yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa yang diaktivasi memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel minyak jelantah yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa yang tidak diaktivasi. Sedangkan berdasarkan metode adsorpsinya, pemanfaatan ultrasonikasi mampu menurunkan kadar air dan FFA minyak jelantah lebih tinggi dibandingkan dengan pengadukan. Adsorpsi dengan bantuan ultrasonikasi dapat menurunkan kadar air dan FFA pada minyak jelantah hingga sebesar 84,66% dan 74,48% pada sampel yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa teraktivasi, dan 69,48% dan 65,83% pada sampel yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa tidak diaktivasi. Sedangkan adsorpsi dengan bantuan pengadukan dapat menurunkan kadar air dan FFA minyak jelantah sebesar 75,67% dan 73,31% pada sampel yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa teraktivasi, dan 52,83% dan 65,75% pada sampel yang diadsorpsi dengan arang tempurung kelapa tidak diaktivasi