Analisis Bahaya Fisik Pada Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hiradc Pada Produksi Cat Studi Kasus: Pt. Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana)
Main Author: | Wahyuningtyas, Findar Ariani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178170/1/FINDAR%20ARIANI%20WAHYUNINGTYAS%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178170/ |
Daftar Isi:
- Pada perusahaan PT. Inti Daya Guna Aneka Warna (INDANA) yang merupakan perusahaan produksi cat dan bahan dasar cat. Pada tahun 2016 hingga 2018, INDANA mencatat adanya peningkatan jumlah kecelakaan kerja yang cukup signifikan, yang disebabkan karena kondisi dan aktivitas pekerja yang kurang aman tanpa adanya kontrol sehingga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Agar kecelakaan kerja tersebut dapat diminimalisir, maka perlu dilakukan langkah pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Objek penelitian pada penelitian ini adalah pada proses produksi cat. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi bahaya dan melakukan penilaian risiko serta pencegahan yang perlu dilakukan agar kecelakaan kerja dapat dihindari dan tidak terjadi pada saat proses produksi berlangsung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control (HIRADC). HIRADC digunakan untuk mengidentifikasi bahaya yang sistematis dan teliti serta berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. Penilaian HIRADC meliputi penilaian likelihood, severity, dan risk matrix. Penilaian dilakukan terhadap data kecelakaan kerja serta hasil brainstorming dengan pihak manajer lapangan. Setelah dilakukan penilaian risiko, maka akan didapatkan risiko yang memiliki kategori high risk. Kemudian dilakukan rekomendasi perbaikan berupa penentuan pengendalian terhadap bahaya yang ada. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya yang dilakukan, terdapat adanya 36 bahaya unsafe condition dan 33 bahaya unsafe action yang berasal dari 8 area kerja pada bagian produksi di INDANA. Setelah dilakukan penilaian risiko dan pengelompokan bahaya kategori high risk berdasarkan risiko yang sama, diperoleh adanya 8 risiko bahaya dengan kategori high risk dengan 7 harm. Setelah itu, dilakukan rekomendasi perbaikan berupa lima tahap pengendalian risiko yaitu eliminasi, subtsitusi, pengendalian teknis, pengendalian administrasi, dan APD. Sebagai contoh, pengendalian risiko terhadap pekerja yang tersandung kabel listrik yang berantakan. Solusi untuk meminimalisir risiko tersebut antara lain pengendalian risiko dari segi eliminasi dan pengendalian administrasi. Pada segi eliminasi yaitu dengan merapikan posisi kabel dengan cara memasang klem kabel atau kabel duct pada kabel. Sedangkan untuk pengendalian administrasi yaitu dengan menggunakan SOP yang berkaitan dengan penggunaan APD, membuat checklist penggunaan APD, dan melakukan sosialisasi serta pelatihan K3 kepada pekerja.