Identitas Spasial Dan Visual Masjid Raya Gantiang Di Kota Padang
Main Author: | Ronaldo, Muhammad Ricky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178105/1/MUHAMMAD%20RICKY%20RONALDO%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178105/ |
Daftar Isi:
- Identias pada suatu bangunan dapat mewakilkan nilai-nilai dan makna yang dianut oleh masyarakat disekitarnya. Masjid Raya Gantiang sebagai salahs atu bangunan bersejarah peninggalan kolonialisme Belanda merupakan bangunan masjid tertua yang berada di Kota Padang dan merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah setempat. Bangunan masjid ini telah mengalami beberapa kali perubahan atau penambahan pada elemen spasial dan visualnya yang sedikit mengaburkan karakter spasial dan visual yang dimiliki sehingga juga berpengaruh terhadap nilai-nilai dan makna yang terkandung pada identitas bangunan, baik secara spasial maupun visual. Pada peneltitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang diawali dengan mengidentifikasi karakter spasial dan visual pada bangunan masjid berdasarkan elemen-elemen spasial dan visual yang ada. Setelah itu hasil dari identifikasi terhadap karakter spasial dan visual tersebut digunakan sebagai bahan untuk menganalisis identitas bangunan. Analisis terhadap karakter spasial dan visual bangunan masjid Raya gantiang ini menghasilkan sintesis terhadap identitas bangunan yang terbagi menjadi identitas spasial dan identitas visual bangunan. Secara identitas spasial Masjid Raya Gantiang ini memiliki pola ruang yang memusat pada ruang utama atau ruang sholat, dan orientasi ruang yang seluruhnya hampir menghadap ruang utama, sementara urang utama memiliki orientasi mengarah ke barat atau kiblat. Selain identitas spasial pada masjid ini juga merupakan hasil perpaduan dari penggunaan langgam arsitektur masjid tradisional nusantara dan arsitektur kolonial Belanda yang semua tercermin dari bentuk ruang-ruang yang memiliki geometri persegi, dinding yang tebal, dan langit-langit yang tinggi. Sementara itu identitas visual yang terbentuk pada bangunan ini memiliki dominasi pengaruh dari langgam arsitektur sepetrti kolonial Belanda yang tergambar pada bukaan-bukaan jendela dan pintu yang besar. Pengaruh arsitektur mediterania juga banyak muncul pada penggunaan elemen-elemen garis lengkung seperti pada pintu utama dan hiasan pada atas ventilasi bangunan. Sementara pengaruh arsitektur Minangkabau dan Tionghoa muncul pada elemen atap yang bertumpang lima dengan dua atap teratas memiliki bentuk persegi delapan seperti atap pagoda.