Language Style and Gender Differences in Vocabulary When Giving Opinion in Sea Games 2017 Flag Accident on Twitter

Main Author: Arifina, Yulia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177967/
Daftar Isi:
  • Manusia dapat menggunakan variasi bahasa yang berbeda saat menyampaikan gagasan melalui bahasa. Berbagai variasi dalam suatu bahasa atau dalam dialek bahasa dapat disebut dengan gaya bahasa. Penggunaan kosakata pria dan wanita dalam bahasa yang mereka gunakan dapat diidentifikasi gaya bahasa dan pengaruh aspek perbedaan gender dalam pemilihan kata mereka. Peneliti melakukan penelitian tentang Gaya Bahasa dan Perbedaan Gender dalam Kosakata Ketika Memberikan Opini Mengenai Kesalahan Bendera dalam Sea Games 2017 di Twitter. Twitter adalah mikroblog yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut dengan tweets untuk mengekspresikan pikiran dan pendapat tentang fenomena yang terjadi di masyarakat. Banyak warga negara Indonesia dan Malaysia berkomentar tentang kesalahan bendera Indonesia yang dicetak terbalik di buku panduan Sea Games 2017 di Twitter. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teori utama yaitu: teori Joos (1972), Haas (1979) dan Mullac et al (2001). Hasil analisis menemukan bahwa ada dua jenis gaya bahasa yang digunakan oleh opini publik Indonesia dan Malaysia di Twitter. Tipe pertama adalah gaya formal (4 tweets) dan tipe kedua adalah gaya kasual (16 tweets). Selanjutnya, peneliti menemukan ada banyak aspek gender yang berbeda antara pria dan wanita dari Indonesia dan Malaysia dalam bentuk, topik, isi, dan kegunaan. Dalam hal bentuk, pendapat laki-laki dari Indonesia sering menggunakan kata-kata kasar sementara pendapat laki-laki dari Malaysia tetap menggunakan kata-kata yang sopan. Selain itu, dalam hal bentuk dari pendapat perempuan Indonesia dan Malaysia, mayoritas perempuan menggunakan kata-kata sopan dengan beberapa pendapat mereka mengandung sarkasme. Dalam masalah topik, terungkap bahwa laki-laki dan perempuan menulis tentang hubungan manusia dan topik politik. Dalam hal konten, peneliti menemukan bahwa pendapat laki-laki dari Indonesia dan Malaysia menggunakan penilaian nilai positif dan penilaian bermusuhan dengan jumlah yang sama, 5 tweets untuk setiap penilaian. Sementara itu, semua pendapat wanita dari kedua negara menggunakan penilaian nilai positif (10 tweets). Akhirnya dalam hal kegunaan, pendapat laki-laki lebih tegas dengan beberapa pendapat mereka menggunakan perintah dan ceramah. Sedangkan pendapat perempuan lebih tidak tegas dan mendukung dengan beberapa pendapat mereka memiliki referensi emosional, pengelakan, dan pertanyaan. Setelah menganalisis aspek perbedaan gender, terungkap bahwa laki-laki menggunakan kata-kata yang lebih terus terang dan menggunakan kosakata yang kasar dibandingkan dengan perempuan karena laki-laki lebih suka mengekspresikan apa pun yang mereka inginkan dan apa yang ada dalam pikiran mereka sementara perempuan lebih memilih untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.