Respon Imun Non Spesifik Udang Vanamei (Litopenaeus Vannamei) Yang Telah Diberi Perlakuan Ekstrak Polisakarida Rumput Laut Eucheuma Cottonii Untuk Melawan Penyakit Wssv

Main Author: Wulandari, Dewi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177927/
Daftar Isi:
  • Udang putih atau L. vannamei merupakan spesies penaeid yang saat ini banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Namun, usaha budidaya udang L. vannamei memiliki bayak yang lebih besar dari wabah yang disebabkan oleh serangan virus. WSSV merupakan patogen yang sangat berbahaya, yang dapat menyebabkan kematian 100% dalam beberapa hari sejak udang teinfeksi (Amrillah et al., 2017; Carreno et al., 2014; Chen, 2014). Aplikasi imunostimulan menjadi cara yang efektif dan praktis untuk mencegah infeksi patogen. Bahan aktif polisakarida dari rumput laut merah E.cottonii, memiliki kemampuan sebagai agen imunostimulan dengan meningkatkan resistensi terhadap virus dan memiliki fungsi antioksidan. Struktur polisakarida yang mengandung sulfat memiliki peran penting dalam fungsinya sebagai antivirus. Karagenan merupakan, salah satu polisakarida sulfat dari E.cottonii yang banyak ditemukan pada dinding selnya (Ganeshan, 2018; Lei shi, 2016; Recalde, 2016; Suganya, 2016; Mustafa, 2015; Manuhara, 2016; Distantina 2016). Pemberian imunostimulan yang dilakukan dengan menggunakan metode perendaman memberikan respons imun yang tidak spesifik, lebih efektif dan mengurangi risiko stres pada udang (Chen, 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa respon imun non spesifik udang vanamei (L. vannamei) yang telah diberi perlakuan sertauntuk menganalisa dosis optimal ekstrak polisakarida rumput laut E. cottonii dalam meningkatkan sistem imun non spesifik udang vanamei (L. vannamei) untuk melawan penyakit WSSV.ekstrak polisakarida rumput laut E. cottonii untuk melawan penyakit WSSV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan untuk pelaksanaan antara lain ekstraksi rumput laut, uji ekstrak rumput laut dengan FTIR, persiapan dan sterilisasi wadah, aklimatisasi hewan uji, perendaman imunostimulan ekstrak rumput laut, ekstrak inokulum WSSV, uji tantang WSSV pada udang vannamei. Selama pemeliharan dilakukan pengamatan uji parameter imun dan parameter kualitas air. Parameter imun pada udang yang akan diamati seperti : THC, RB, SOD, Survival Rate, deteksi virus WSSV dengan metode PCR. Pengukuran parameter kualitas air yang akan diamati seperti: suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), salinitas dan amoniak. Hasil penelitian ini, antara lain: Pertama pemberian imunostimulan ekstrak polisakarida rumput laut Eucheuma cottonii mampu meningkatkan aktivitas respon imun non spesifik udang vanamei (Litopenaeus vannamei) untuk melawan penyakit WSSV. Peningkatan Aktivitas imun tersebut ditandai dengan peningkatan nilai Total Haemocyte Count (THC) tertinggi 11,84 x 106, Superoxide Dismutase (SOD) tertinggi 0,282 sel/mL dan Respiratory Burst (RB) 0,246 sel/mL. Didukung dengan Survival Rate (SR) yang tinggi sebesar 81%. Kedua hasil penelitian yang didaptkan setelah infeksi WSSV menunjukkan dosis yang paling optimal untuk udang vaname adalah 600 ppm. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan ada variasi waktu untuk perendaman ekstrak Eucheuma cottonii.