Efek Ekstrak Daun Teh Hijau Terhadap Jumlah Sel Granulosa Ovarium Dan Kadar E2 Serum Tikus Wistar Betina Yang Dipapar Sipermetrin
Main Author: | Laili, Fitria Jannatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177919/ |
Daftar Isi:
- Sipermetrin merupakan golongan pestisida. WHO menyatakan sipermetrin menjadi sangat berbahaya dan berefek negatif terhadap kesehatan jika bahan makanan yang dikonsumsi mengandung residu sipermetrin. Sipermetrin dimetabolisme di hati menghasilkan toksin diantaranya hidroksil radikal, sianida dan aldehida yang dapat menghasilkan reactive oxygen species (ROS). ROS dapat menyebabkan stres oksidatif. Pada ovarium sipermetrin dapat menyebabkan apoptosis pada sel granulosa ovarium dan menurunkan kadar E2. Stres oksidatif dapat dicegah dengan pemberian antioksidan seperti ekstrak daun teh hijau. Manfaat ekstrak daun teh hijau terhadap penyembuhan banyak penyakit dikarenakan adanya senyawa polifenol yang didalamnya terdapat kandungan katekin yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak daun teh hijau dapat meningkatkan jumlah sel granulosa dan kadar E2 serum tikus Wistar betina yang dipapar sipermetrin. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan pendekatan post-test only with control group. Penelitian ini menggunakan hewan laboratorium yang dipelihara di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang Indonesia. Penelitian ini menggunakan tikus betina dan pengambilan sampel secara random. Semua perlakuan telah disetujui oleh Komisi Etik Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (No.15/EC/KEPK-S2/02/2018). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2018. Tikus Betina (Rattus norvegicus) dipilih secara random dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (KN), kelompok yang diperi sipermetrin 20 mg/KgBB/hari (KP), dan kelompok yang diberi sipermetrin 20 mg/KgBB/hari dan diberi ekstrak daun teh hijau 7, 14, 28 mg/KgBB/hari (secara berurutan kelompok P1, P2, dan P3). Jumlah sel granulosa diberi pewarnaan dengan hematoxylin eosin (HE) dan dihitung dengan software HSel, kadar E2 serum diperiksa dengan ELISA ASSAY. Berdasarkan analisis statistik dengan One-Way ANOVA, hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun teh hijau 7, 14, 28 mg/KgBB/hari secara signifikan (p<0,05) meningkatkan jumlah sel granulosa ovarium dan kadar E2 serum menyerupai KN. Pemberian ekstrak daun teh hijau dosis 28 mg/KgBB/hari menyebabkan peningkata tertinggi pada jumlah sel granulosa dan kadar E2 serum. Analisis korelasi dengan Pearson Correlation antara sel granulosa ovarium dengan kadar E2 serum tikus betina menghasilkan koefisien korelasi = 0,744 dan p = 0,000. Koefisien korelatisi tersebut menindikasikan bahwa ada hubungan yang positif dan kuat antara jumlah sel granulosa ovarium dengan kadar E2 serum. Artinya, semakin tinggi jumlah sel granulosa ovarium maka semakin tinggi pula kadar E2 serum. Sebaliknya semakin rendah jumlah sel granulosa ovarium maka semakin rendah pula kadar E2 serum. Kesimpulannya, ekstrak daun teh hijau pada dosis 28 mg/KgBB/hari mampu meningkatkan jumlah sel granulosa ovarium dan kadar E2 serum tikus Wistar betina yang dipapar sipermetrin.