Efektifitas Ekstrak Daun Api-Api (Avicennia marina) Sebagai Anti Aeromonas salmonicida Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio) Berdasarkan Analisis Histopatologi
Main Author: | Zamani, Muhamad Zaky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177829/1/Muhamad%20Zaky%20Zamani%20.pdf http://repository.ub.ac.id/177829/ |
Daftar Isi:
- Budidaya Ikan cyprinid merupakan kegiatan yang digemari. Kegiatan budidaya ikan ini dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya. Namun, terdapat faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan budidaya tersebut yaitu akibat terjadinya infeksi bakterial dari genus Aeromonas. Salah satu spesies yang merugikan yaitu Aeromonas salmonicida. Bakteri tersebut merupakan bakteri HPIK golongan II yang perlu penanganan secara cepat dan tanggap (Muqsith, 2013). Bakteri ini dapat menyebabkan furunkulosis pada ikan yang terinfeksi dan ditandai dengan adanya hemoragik dan lesi nikrotik pada insang, usus dan otot (Burr et al., 2002). Aplikasi antibakteri merupakan cara yang efektif dalam menangani kasus infeksi patogen. Daun mangrove A. marina memiliki senyawa aktif alkaloid, steroid, fenolat dan terpenoid, serta terdapat senyawa lainnya yang juga berfungsi sebagai enzim inhibitor, prekursor zat beracun, antioksidan, anti-alergi, anti-inflamasi dan anti kanker (Dhayanithy, et al. 2015). Bioaktif yang terdapat dalam ekstrak berperan dalam menghambat pertumbuhan A. salmonicida yang bereaksi dengan Porin (protein membran trans) yang terdapat pada membran luar A. salmonicida serta akan membentuk ikatan polimer kuat sehingga akan menyebabkan kerusakan Porin (Ekawaty, et al. 2015) yang sesuai dengan hasil penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kandungan bioaktif ekstrak daun A. marina dimana daun tua memiliki kandungan terbanyak daripada daun muda dan daun jatuh pada analisis skrining fitokimia (flavonoid, alkaloid, tanin, triterpenoid dan fenol), dimana penembakan senyawa flavonoid yang dianggap paling berperan sebagai senyawa antibakteri dianggap tepat karena sesuai dengan hasil kualitatif menggunakan FTIR dan LC-MS. Dilihat dari kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan A. salmonicida pada uji MIC diperoleh hasil terbaik pada 150ppm, pada uji cakram 275ppm, sedangkan pada uji SEM diperoleh fakta bahwa pemberian ekstrak dapat menyebabkan dinding dan membran sel bakteri mengalami lisis (bentuk sel yang tidak normal dan terdapatnya kebocoran sel). Dilihat pada histopatologi menunjukkan bahwa konsentrasi 275 ppm memiliki nilai skoring kerusakan organ terendah dimana pada analisis insang terdapat tingkat kepengaruhan ekstrak terhadap perbaikan skoring nekrosis dan fusi sebesar 64%, pada ginjal sebesar 78% (kongesti) dan 82% (nekrosis), dan pada usus tingkat kepengaruhan sebesar 83% (nekrosis) dan 89% (edema) dimana parameter penunjang dalam penelitian ini masih termasuk dalam kondisi yang baik.