Evaluasi Potensi Rumput Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Sebagai Hijauan Pakan Ternak
Main Author: | Fauzi, Moh Mimbar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177641/1/Moh%20Mimbar%20Fauzi%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177641/ |
Daftar Isi:
- Penggunaan Rumput gajah dan tebon jagung sebagai hijauan pakan ternak (HPT) sering kali menimbulkan beberapa permasalahan. Beberapa permasalahan yang ada adalah tingginya imbangan batang, batang yang terlalu keras sehingga dibutuhkan biaya dan tenaga yang lebih untuk meningkatkan nilai pemanfaatan oleh ternak. Beberapa yang muncul dari faktor lain adalah harga tebon jagung yang relatif mahal dan tidak tersedia sepanjang taun. Keadaan ini diperburuk dengan aktivitas pemupukan dan pemanenan yang buruk. Dibalik ini semua, akir akir ini mulai dikembangkan varietas rumput gajah baru yang dikenal dengan rumput odot. Secara teori rumput odot memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding dengan rumput gajah dan memiliki imbangan daun yang lebih tinggi serta batang yang lebih lunak. Oleh karenanya didalam penelitian ini ditujukan untuk mengidetivikasi potensi rumput odot dibanding beberapa HPT yang umum digunakan sebagai HPT, identivikasi ini dilakukan melalui beberapa tahapan penelitian. Adapaun beberpa penelitian yang dilakukan meliputi identivikasi awal melalui penelitian in vivo untuk mengtetahui seberapa besar dampak rumput odot di banding dengan beberpa HPT lainnya sebagai pakan basal terhadap produksi susu sapi perah yang dilanjutkan dengan uji in vitro (penelitian tahap 1). Penelitian selanjutnya adalah penanaman rumput odot yang dibandingkan dengan rumput gajah dengan perlakuan pemupukan dan umur panen. Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 ini adalah In vivo menggunakan sapi PFH laktasi 2 s/d 4 dengan bulan laktasi 3 s/d 5. Rancangan yang digunakan adalah Bujur Sangkar Latin 4x4. Perlakuan pada penelitian ini meliputi, a. 40% Konsentrat + 30 % Tebon Jagung + 30% Rumput Odot (P1) b. 40% Konsentrat + 30 % Tebon Jagung + 30% Rumput Gajah (P2), c. 40% Konsentrat + 60 % Rumput Gajah (P3) d. 40% Konsentrat + 60 % Rumput Odot (P4). Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi produksi susu, IOFC, harga/liter susu, kunsumsi (BK, BO, PK), kecernaan (BK,BO,PK), nutrisi tercerna (BK, BO,PK), urea darah, glukosa darah, dan urea saliva (sebelum dan sesudah pemberian pakan. Sampel pakan pemberian selama penelitian in vivo yang telah dikomposit kemudian dilakukan analisa secara In Vitro dengan perlakuan yang sama menggunakan Rancangan Acak Kelompok 4x3. Parameter yang diamati pada tahap ini adalah aktivitas fermentasi di dalam rumen yang meliputi kecernaan BK dan BO di dalam rumen, produksi gas 96 jam, potensi produksi gas (nilai b), laju produksi gas (nilai c), biomasa mikroba rumen, sintesis protein mikroba, dan estimasi nilai energi (ME dan NE). Penelitian selanjutnya adalah penelitian tahap 2. Di dalam penelitian ini dilakukan penanaman 2 varietas rumput gajah di polybag dan yang diletakan di dalam Rumah Kaca Laboratorium Lapang Sumbersekar. Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang 2x4x2x3 digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi a. Varietas rumput gajah • Rumput odot (R1) viii • Rumput gajah (R2) b. Level pupuk Nitrogen (N) dan Sulfur (S) • Tanpa pemupukan (P0) • 500 kg N/Ha/th (P1) • 1000 kg N/Ha/th(P2) • 500 kg N + 571 Kg S/Ha/Th (P3) • 1000 kg N + 1143 Kg S/Ha/TH (P4) c. Umur panen • Umur panen 45 hari • Umur panen 60 hari Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi aspek agronomi (tinggi tanaman, diameter batang, panjang batang jumlah ruas/batang, panjang ruas, jumlah daun pertanaman, lebar daun, panjang daun, luas daun, jumlah tunas, prosentase batang dan prosentase daun), kandungan nutrisi (BK, BO, PK dan NDF) bagian tanaman yang meliputi batang, daun dan batang dengan daun. Hasil penelitian tahap 1 menunjukan penggunaan rumput odot sebagai pakan basal (P4) memberikan hasil terbaik dari segi ekonomi, produksi susu, konsumsi dan proses metabolisme di dalam rumen. Hal ini terkait dengan kandungan nutrisi dan nilai pemanfaatan rumput odot yang lebih tinggi dibanding HPT lainnya. Penggunaan rumput odot sebagai pakan basal mampu meningkatkan konsumsi pakan dan kecernaan pada penelitian ini. Peningkatan nilai kecernaan dan konsumsi pakan akan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan aktivitas miroba dalam rumen dan meyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh induk semang untuk kebutuhan produksi, dalam hal ini produksi susu. Terjadi peningkatan produksi susu seiring peningkatan konsumsi nutrisi pakan dan kecernaan. Hasil penelitain tahap 2 dipandang dari aspek varietas, secara umum rumput odot memilki nilai pemanfaatan yang lebih baik dibanding dengan rumput gajah. Nilai pemanfaatan ini digambarkan melalui produksi edble dan kualitas HPT. Tingginya nilai pemanfaatan rumput odot ini erat kaitanya dengan nilai nutrisi tanaman yang dipengaruhi oleh imbangan daun. Rumput odot memiliki prosentase daun yang lebih tinggi dibanding batang, disamping itu daun memiliki kualitas dan palatabilitas yang lebih tinggi dibanding batang. Perlakuan pemupukan N yang dikobinasikan dengan S pada penelitian ke 2 memberikan hasil terbaik. Pemupukan dengan 1000 kg N + 1143 Kg S/Ha/TH (P4) memberikan hasil terbaik dtinjau dari aspek produksi dan kualitas secara umum. Terjadi peningkatan pada aspek produksi dan kualitas seiring peningkatan dosis pupuk N dan S. Hal ini karena N dan S merupakan senyawa yang dibutuhkan dalam proses biosintesis protein pada tanaman. Ketersediaan N dalam tanamaan juga akan berpengaruh terhadap aktivitas hormon pertumbuhan tanaman. Ditinjau dari segi kandungan nutrisi, umur panen 45 hari memberikan hasil terbaik. Ditinjau dari segi kuantitas atau produksi pemanenan umur 60 hari memberikan hasil terbaik. Terjadi penurunan kandunga nutrisi pada kedua varietas seiring pertambahan umur tanaman. Hal ini disebabkan adanya translokasi nutrisi tanaman terutama kandungan protein dari daun sebagai organ penyimpanan fase vegetatif menuju organ reproduksi. Di sisilain peningkatan produksi biomasa pada penelitian ini erat kaitanya dengan aktivitas perkembangan sel dari waktu kewaktu dan tentunya dipengaruhi oleh aktivitas hormon pertumbuhan sepertihalnya hormon sitokinin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi rumput odot sebagai pakan basal mampu meningkatkan produksi susu sapi perah dan beberapa aspek terkait. Rumput odot secara kualitas lebih unggul dibanding dengan rumput gajah. Pemupukan rumput odot dengan dosis pupuk 1000 kg N + 1143 Kg S/Ha/TH memberikan hasil terbaik pada aspek produksi dan kualitas. Ditinjau dari segi kualitas, pemanenan rumput pada umur potong 45 hari memberikan hasil terbaik. Ditinjau dari segi produksi, pemanenan rumput pada umur potong 60 hari memberikan hasil terbaik.