Aktivitas Proteolitik Dan Kitinolitik Bakteri Indigeneous Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Asal Kabupaten Rembang Dan Pati

Main Author: Dliyauddin, Moh
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177628/1/Moh%20Dliyauddin%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/177628/
Daftar Isi:
  • Produksi olahan perikanan rajungan untuk ekspor di Indonesia semakin meningkat. Total produksi rajungan untuk ekspor pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 36.298 ton. Meningkatnya total produksi rajungan diikuti semakin banyaknya limbah dari hasil pengolahan rajungan yang sangat berpotensi mencemari lingkungan. Kandungan protein dan kitin yang cukup tinggi pada cangkang rajungan dapat dimanfaatkan untuk produksi turunan dari kitin dengan memanfaatkan bakteri penghasil enzim protease dan kitinase yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan limbah cangkang rajungan sekaligus meningkatkan nilai jualnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi, menguji potensi dan mengidentifikasi bakteri indigenous potensial dari limbah cangkang rajungan untuk memproduksi enzim ekstraselular protease dan kitinase. Bakteri proteolitik dan kitinolitik diisolasi dari sampel tanah tempat pembuangan limbah cangkang rajungan di Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang dan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati, Jawa Tengah dengan metode dilusi bertingkat. Bakteri proteolitik dan kitinolitik diisolasi pada media yang berbeda yaitu skim milk agar dan colloidal chitin agar secara pour plate, selanjutnya diamati kelimpahan sel dan morfologi koloni isolat bakteri yang diperoleh. Parameter lingkungan yang diukur seperti C-organik, bahan organik, kadar air, pH dan suhu. Bakteri proteolitik dan kitinolitik secara berurutan diseleksi dengan menguji aktivitas enzim yang dihasilkan secara kuantitatif pada media yang mengandung 1 % kasein dan 1 % kitin. Bakteri dengan aktivitas protease dan kitinase tertinggi diuji patogenitasnya pada media agar darah. Bakteri proteolitik dan kitinolitik potensial dioptimasi berdasarkan waktu inkubasi pada media kitin cair 0,5 % selama 48 jam pada shaker inkubator 120 rpm untuk diuji aktivitas proteolitik dan kitinolitik. Bakteri terpilih diidentifikasi berdasarkan sekuen 16S rDNA. Kelimpahan bakteri proteolitik dan kitinolitik dari Kabupaten Pati lebih tinggi yaitu 4,40 x 104 CFU/g dan 11,13 x 103 CFU/g dibandingkan dua lokasi di Kabupaten Rembang (Kab. Rembang A dan Kab. Rembang B) yang didukung dengan kandungan C-organik, bahan organik dan kadar air yang lebih tinggi. Total isolat bakteri proteolitik dan kitinolitik yang ditemukan secara berurutan sebanyak 23 dan 25 isolat. Isolat AP9 dan AP5 sebagai bakteri proteolitik dengan aktivitas sebesar 25,56 Unit mL-1 enzim per menit dan 24,93 Unit mL-1 enzim per menit secara berurutan, sedangkan bakteri kitinolitik dipilih isolat BP14 dan CK20 dengan aktivitas sebesar 0,796 Unit mL-1 enzim per jam dan 0,718 Unit mL-1 enzim per jam secara berurutan. Isolat bakteri yang bersifat non pathogen yaitu Isolat AP5 dan CK20, sedangkan isolat BP14 dan AP9 terindikasi bersifat patogen. Isolat AP9 memiliki aktivitas protease tertinggi sebesar 32,03 Unit mL-1 enzim per menit dengan waktu inkubasi 44 jam, sedangkan isolat BP14 memiliki aktivitas kitinase tertinggi sebesar 0,813 Unit mL- 1 enzim per jam dengan waktu inkubasi 32 jam. Isolat bakteri terpilih teridentifikasi dalam kelompok Genus Bacillus berdasarkan sekuen 16S rDNA. Isolat AP9 teridentifikasi sebagai Bacillus subtilis, sedangkan isolat AP5 dan CK20 sebagai Bacillus licheniformis dan isolat BP14 sebagai Bacillus cereus.