Pengaruh Penambahan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera) sebagai Antibakteri dan Biofouling Reducer pada Membran Selulosa Asetat dengan Variasi Pelarut
Main Author: | Utoro, Panggulu Ahmad Ramadhani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177559/ |
Daftar Isi:
- Filtrasi merupakan salah satu pengolahan air secara fisik. Filtrasi dengan menggunakan membran merupakan teknologi yang sedang dikembangkan. Teknologi ini menggunakan membran sebagai media penyaringnya, dan diharapkan menjadi teknologi yang ramah lingkungan. Salah satu jenis membran yang dikembangkan adalah mixed matrix membrane. Membran dapat dibuat dengan cara menambahkan molekul selektif pada polimer matrix. Selulosa asetat adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan jenis membran ini. Namun masih terdapat beberapa kekurangan, yaitu dari sisi mekanik, selektivitas dan mudah terdegradasi oleh aktivitas bakteri. Tujuan dari pembuatan mixed matrix membrane ini adalah untuk meningkatkan selektivitas dan ketahanan membran selulosa asetat terhadap bakteri dengan penambahan bahan antibakteri yaitu serbuk biji kelor (Moringa oleifera). Serta untuk upaya mengurangi biofouling yang disebabkan oleh mikroorganisme dan bakteri. Pembuatan mixed matrix membrane ini menggunakan dua jenis pelarut yaitu dimetil formamida (DMF) dan dimetil asetamida (DMAc). Metode pembuatan membran menggunakan inversi fasa. Variasi penambahan serbuk biji kelor yang digunakan adalah 1%, 2% dan 3% (gram/gram) massa selulosa asetat 4 gram. Volume pelarut yang digunakan 20 ml. Penambahan serbuk biji kelor berpengaruh nyata terhadap nilai elastisitas membran pada taraf kepercayaan 95%. Dengan nilai elastisitas tertinggi yaitu 17,78% pada membran dengan penambahan 1% serbuk biji kelor dengan pelarut dimetil asetamida. Dari hasil uji SEM, pori-pori membran dengan pelarut dimetil asetamida lebih banyak jika dibandingkan dengan membran dengan pelarut dimetil formamida. Pori-pori membran berkisar antara 2,08 μm sampai 4,17 μm untuk kedua pelarut. Variasi pelarut dan penambahan konsentrasi serbuk biji kelor berpengaruh pada taraf kepercayaan 99% untuk nilai flux air bersih membran. Nilai flux membran dengan pelarut dimetil asetamida dan penambahan 1% serbuk biji kelor adalah 14.048 L/m2.jam sedangkan untuk membran dengan pelarut dimetil formamida dengan penambahan serbuk biji kelor yang sama menghasilkan flux 7352,60 L/m2.jam. Meskipun nilai flux untuk membran dengan kedua pelarut ini masih terlalu besar. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa penambahan serbuk biji kelor dapat berpengaruh terhadap jumlah bakteri yang menempel pada permukaan membran. Membran dengan pelarut dimetil formamida (DMF) dan 1% serbuk biji kelor dengan penurunan sebesar 64,06% sedangkan untuk pelarut dimetil asetamida (DMAc) dengan konsentrasi yang sama mencapai 94,62%.