Language Attitude And Behavior Of Basa Osing Speakers In Banyuwangi Sub-District

Main Author: Delijar, Ressi Maulidina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177410/1/COVER%20%2B%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/177410/2/BAB%201.pdf
http://repository.ub.ac.id/177410/3/BAB%202.pdf
http://repository.ub.ac.id/177410/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap bahasa penutur Basa Osing dan korelasinya dengan perilaku bahasanya. Penelitian ini dianggap penting karena adanya perdebatan tentang status linguistik Basa Osing. Beberapa menganggap Basa Osing hanya bagian dari Bahasa Jawa, dan asumsi lain yang menyatakan bahwa Basa Osing adalah bahasa lokal tersendiri. Puncak perdebatan ini terjadi ketika Gubernur Jawa Timur menghapus Basa Osing dari kurikulum muatan lokal. Situasi semacam ini mungkin akan mempengaruhi sikap dan perilaku penutur Basa Osing, terutama penutur muda. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) menggambarkan karakteristik sikap bahasa yang ada pada masyarakat Banyuwangi yang berbicara Basa Osing dan Jawa, dan 2) menggambarkan karakteristik perilaku bahasa yang ada pada masyarakat Banyuwangi yang berbicara Basa Osing dan Jawa. Penelitian ini menggunakan metode campuran dan melibatkan 100 partisipan di sekitar Kecamatan Banyuwangi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner (untuk mengetahui sikap bahasa), video tanpa suara, dan gambar (untuk mengetahui perilaku bahasa). Sebagai hasil dari sikap bahasa, kelompok termuda (kelompok I) memiliki skor sikap terendah (3,19) dalam ketiga aspek, yaitu kebanggaan bahasa, kesetiaan bahasa, dan kesadaran akan norma-norma bahasa, sedangkan skor tertinggi berasal dari kelompok tertua (kelompok III) dengan skor 3,87. Ini adalah bukti bahwa ada penurunan sikap positif yang ditunjukkan dari generasi ke generasi. Dari perilaku bahasa, penutur muda (kelompok I melakukan kesalahan 24,3%, kelompok II = 27,9% kesalahan) cenderung membuat kesalahan bahasa yang jauh lebih tinggi daripada penutur yang lebih tua (kelompok III = 8,3%). Kesalahan yang ditemukan pada penutur Basa Osing adalah dalam bentuk pengucapan, pembentukan kata, dan pemilihan kata. Meskipun kelompok termuda menunjukkan skor sikap terendah, tetapi mereka menunjukkan kesalahan perilaku bahasa yang lebih rendah daripada kelompok II. Penelitian ini membuktikan bahwa apa yang tampak dalam perilaku tidak selalu mencerminkan sikap dan sebaliknya. Penelitian ini hanya mengambil satu kecamatan dari Kabupaten Banyuwangi. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat menggunakan 17 kecamatan lain di Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan penelitian serupa.