Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) Pada Vegetasi Mangrove Avicennia Marina Sebagai Fitoremediator Di Pesisir Kabupaten Gresik
Main Author: | Maharani, Made Dwipa Kusuma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177402/ |
Daftar Isi:
- Adanya pencemaran sebagai efek negatif dari kegiatan industrialisasi menimbulkan dampak kerusakan bagi wilayah pantai terutama wilayah pesisir. Di Indonesia industri yang berkembang pesat adalah salah satunya di Kabupaten Gresik dimana menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik tahun 2013 terdapat 402 unit industri yang menghasilkan limbah B3 sebanyak 66,4% atau sekitar 12,9 juta ton per tahun. Salah satu sumber pencemar pada perairan adalah logam berat timbal (Pb). Mangrove mempunyai kecenderungan untuk mengakumulasi logam berat yang terdapat dalam ekosistem tempat dimana tumbuhan itu hidup dan memiliki tingkat akumulasi yang berbeda tiap jenisnya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif, dengan parameter kualitas perairan meliputi: suhu, derajat keasaman (pH) salinitas, dissolved oxygen (DO), pH tanah, dan tekstur tanah serta analisis logam berat Pb pada air, sedimen, akar, batang, daun dan buah mangrove A.marina menggunakan metode AAS, serta dengan metode SEM-EDAX. Kondisi perairan untuk parameter suhu, pH, DO, salinitas, pH tanah serta tekstur sedimen pada lokasi penelitian cukup sesuai untuk pertumbuhan ekosistem mangrove Avicennia marina. Hasil analisis rata-rata kandungan logam berat Pb di air pada seluruh stasiun penelitian menunjukkan nilai yang melampaui baku mutu Kementerian Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu sebesar 0,008 ppm. Rata-rata kadar logam Pb pada air berkisar antara 0,18-0,41 ppm.Hasil analisa kandungan logam Pb pada sedimen diseluruh stasiun penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Pb berada dibawah ambang batas menurut baku mutu yang dikeluarkan oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) US Departement of Commerce yakni Pb<30,240 ppm. Rata-rata kadar logam Pb pada sedimen berkisar antara 3,43-12,28 ppm. Pada tumbuhan mangrove kisaran rata-rata kandungan logam Pb sebesar 0,22-2,35 ppm. Akumulasi logam berat rata-rata tertinggi terdapat pada jaringan akar A.marina di stasiun 1 sebesar 2,35 ppm dan terendah ditemukan pada jaringan buah di stasiun 2. Dilihat dari hasil BCF, TF, dan FTD jenis A.marina dapat dijadikan sebagai fitoremediasi lingkungan yang tercemar tetapi A.marina bukanlah tumbuhan hyperaccumulator, sebab untuk menjadi tumbuhan hiperakumulator, nilai faktor translokasi harus lebih dari satu (TF>1). Diharapkan dari pengetahuan akan manfaat tanaman A. marina, dapat memotivasi masyarakat untuk melestarikan hutan mangrove. Pembuangan limbah domestik dan industri perlu dipantau, agar tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan. Atas dasar itu diharapkan bahwa penelitian lebih lanjut dilakukan tentang seberapa luas tanaman mangrove minimum yang dibutuhkan di satu wilayah, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan terutama akibat limbah logam berat. Diharapkan adanya perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.