Pengaruh Pelatihan Berbasis Theory Of Planned Behavior Melalui Anteseden Intensi Terhadap Perilaku Kader Sebagai Penolong Pertama Serangan Stroke Studi Eksperimen di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota Malang

Main Author: Tambi, melda Feneranda Seravia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177368/
Daftar Isi:
  • eterlambatan dari onset gejala hingga pemberian pengobatan pada pasien stroke adalah hal yang paling penting. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2017, penderita stroke yang terbanyak ditemui di wilayah kerja Puskesmas Janti yaitu berjumlah 379 jiwa. Penderita penyakit yang berisiko antara lain diabetes melitus berjumlah 1.895 jiwa dan hipertensi berjumlah 2.426 jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa peningkatan penanganan pra rumah sakit menjadi perhatian khusus pada komunitas tersebut. Mencegah keterlambatan penanganan pasien stroke bukan hanya ditekankan pada tenaga kesehatan, tetapi pada semua individu yang berpotensi menjumpai kejadian tersebut. Kontribusi tersebut sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas dari stroke. Pendidikan berbasis komunitas memiliki peran untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sebagai penolong pertama menghadapi serangan stroke. Kesadaran masyarakat dapat berkontribusi dalam meningkatkan kecepatan kedatangan di rumah sakit setelah serangan. Sasaran yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan berbasis komunitas adalah kader. Kader merupakan petugas kesehatan yang berada digaris depan dari setiap populasi di ruang lingkup kerja mereka. Data Dinas Kesehatan Kota Malang menunjukkan bahwa kader di Puskesmas Janti belum pernah mengikuti pelatihan terkait stroke di komuni tasnya. Fenomena ini akan mempengaruhi peran dan pemberdayaan masyarakat sehubungan dengan pengenalan, penemuan dan kesadaran menanggapi pasien dengan stroke akut. Penelitian in bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan berbasis theory of planned behavior melalui anteseden intensi terhadap perilaku kader sebagai penolong pertama serangan stroke. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen pre and post test with control group design pada 44 orang kader kesehatan yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Desember sampai dengan 31 Januari 2019 di Puskesmas Janti Kota Malang. Responden dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pelatihan berbasis theory of planned behavior dan kelompok pelatihan dengan metode ceramah. Sesi pelatihan berbasis theory of planned behavior terdiri dari 5 sesi. Analisis data menggunakan Uji parametrik yaitu uji paired t test pada data sikap dan norma subjektif pada pelatihan dengan metode ceramah. Uji wilcoxon sign rank test pada kelompok pelatihan dengan metode ceramah dilakukan pada variabel pengetahuan, kontrol perilaku, intensi dan perilaku. Seluruh variabel pada kelompok pelatihan berbasis theory planned behavior menggunakan uji non parametrik yaitu uji wilcoxon sign rank test. Uji Mann Whitney digunakan untuk melihat perbandingan sikap, kontrol perilaku, intensi dan perilaku pada kedua kelompok. Uji independent t test digunakan untuk melihat perbedaan pada variabel pengetahuan, norma subjektif pada kedua kelompok. Analisis jalur digunakan pada variabel sikap, kontrol perilaku, norma subjektif dan intensi terhadap perilaku. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pelatihan berbasis theory of planned behavior terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, kontrol perilaku, intensi dan perilaku. Pelatihan tidak berpengaruh terhadap norma subjektif kader dalam melaksanakan peran sebagai penolong pertama serangan stroke. Ada perbedaan perubahan kontrol perilaku dan perilaku kader pada pelatihan berbasis theory of planned behavior dan pelatihan dengan metode ceramah. Tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan, sikap, norma subjektif dan intensi antara pelatihan berbasis theory of planned behavior dan pelatihan dengan metode ceramah. Hasil penelitian menunjukkan dua pemodelan yang digunakan untuk memprediksi perilaku kader sebagai penolong pertama. Ada pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakanix terhadap intensi. Ada pengaruh langsung intensi dan kontrol perilaku terhadap perilaku. Norma subjektif memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan intesi sebesar (0,435) dan kontrol perilaku memberikan pengaruh langsung terbesar terhadap intensi sebesar 0,447. Penggunaan pelatihan berbasis theory of planned behavior dapat meningkatkan kontrol perilaku dan perilaku kader sebagai penolong pertama. Peningkatan kontrol perilaku seorang kader berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat, legalitas sebagai seorang kader dan keterampilan yang baik. Melalui kontrol perilaku yang baik akan memberikan pengaruh besar bagi perubahan perilak