Pengaruh Maggot (Hermetia Illucens Larvae) Sebagai Imunostimulan Terhadap Respon Imun Non Spesifik, Histopatologi Otot Dan Insang Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Ditantang Bakteriaeromonas Hydrophila
Main Author: | Nurin, Febi Nadhila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177313/1/9%20LAMPIRAN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177313/2/Febi%20Nadhila%20Nurin%20-%20Copy.pdf http://repository.ub.ac.id/177313/ |
Daftar Isi:
- Ikan mas (C.carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Di Indonesia, wabah penyakit pada ikan mas sejak Juni 2002 telah menimbulkan kekhawatiran, terutama para petani ikan. Salah satu faktor penyebab munculnya wabah penyakit ini adalah bakteri A. hydrophila, yang dapat menyebabkan ikan sakit hingga mengalami kematian. Sehingga, perlu untuk mencari tindakan pencegahan yang ramah lingkungan, salah satu tindakan pencegahan yakni dengan pemberian imunostimulan. Imunostimulan dengan bahan alami yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk meningkatkan respon imun ikan salah satunya adalah maggot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dimana tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisa ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan 4 perlakuan dan tiga kali ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan pemberian dosis maggot sebagai imunostimulan yang disubsitusikan pada pakan komersil (4%, 6%, 8%, 10%) dari 5% pakan komersil per biomassa (perhari). Variabel terikatnya meliputi survival rate, total leukosit, diferensial leukosit, aktivitas fagositosis, histopatologi otot dan insang serta kualitas air (pH, suhu, dan DO). Penelitian ini dibagi dua yaitu penelitian tahap I dan penelitian tahap II. Pada penelitian tahap I dilakukan uji fitokimia dan identifikasi dengan FT-IR untuk mengetahui senyawa aktif pada maggot. Pada tahap II dilakukan pemberian maggot sebagai immunostimulan yang ditambahkan pada pakan komersil dengan masa pemeliharaan selama 30 hari kemudian proses uji tantang bakteri A. hydrophila dilakukan pada minggu ke 4 dan dilakukan pengamatan respon imun non spesifik (total leukosit, diferensial leukosit, aktivitas fagositosis) pada 3 hari pasca infeksi. Serta dilakukan uji parameter pendukung yakni presentase survival rate dan kualitas air selama penelitian. Hasil menunjukkan bahwa pada dosis C (8%) yang memberikan hasil mendekati kontrol negatif (kontrol normal) dilihat dari total leukosit pasca infeksi yakni 13,37 x 104sel/ml. Hasil diferensial leukosit (limfosit, monosit, neutrofil) menunjukkan bahwa pada perlakuan C (8%) masing-masing memiliki nilai terrendah, sebelum infeksi masing-masing 75,3%; 24,67%; 0% sedangkan sesudah infeksi masing-masing 81,67%; 18,33%; 0.33%. Pada uji aktifitas fagositosis didapatkan hasil paling rendah yakni 29,52% pada perlakuan C (8%). Pada uji histopatologi otot didapatkan rata-rata skoring kerusakan otot ikan mas yang diinfeksi bakteri A. hydrophila setelah diberi imunostimulan maggot yakni edema (1,27), vakuoliasasi (1,47), dan nekrosis (1,4), sedangkan pada insang didapatkan kerusakan edema (1,53), hipertropi (1,67), dan nekrosis (1,4).