Pengaruh Pemberian Cuka Sari Buah Mangrove Pedada (Sonneratia Alba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Putih (Rattus Novergicus) Diabetes Mellitus
Main Author: | Fitriani, Eka Nurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177203/1/EKA%20NURUL%20FITRIANI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177203/ |
Daftar Isi:
- Penyakit DM merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal. Penyebabnya ialah berkurangnya hormon insulin yang dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas yang sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Kerusakan sel beta pankreas menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan insulin sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat (Suarsana et al., 2010). Selama ini pengobatan DM yang telah dilakukan ialah injeksi insulin dan pemberian obat oral anti diabetes (OAD). Namun, metode tersebut memerlukan biaya yang besar dan beresiko menimbulkan efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu penelitian ini mencoba mengembangkan suatu produk berbahan cuka yang dibuat dari sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba) yang dapat dijadikan sebagai obat alternatif untuk antidiabetes. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2019 di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Laboratorium Nutrisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang dan Laboratorium Gizi, Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 perlakuan yaitu pemberian pada dosis 0,2 ml/tikus/hari, 0,4 ml/tikus/hari/ dan 0,6 ml/tikus/hari. Perlakuan kontrol digunakan tikus dengan perlakuan kontrol (+) dengan pemberian obat glibenclamide dengan dosis 0,09 mg/tikus/hari, serta perlakuan kontrol (-) tikus dipaparkan aloksan tanpa pemberian cuka sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba). Pengamatan yang dilakukan yaitu kadar glukosa darah, berat badan, jumlah ransum, dan berat feses tikus yang dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan 21. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Analisis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Glukosa darah tikus mengalami penurunan paling signifikan pada perlakuan dosis 0,6 ml/tikus/hari setiap harinya hingga hari ke-21. Pada perlakuan ini lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol (+). Pemberian cuka sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba) perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat badan tikus. Pada dosis 0,6 ml/tikus/hari menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap berat badan tikus dibandingkan dengan dosis lainnya. Pemberian cuka sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba) perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah ransum. Faktor penyebab semakin bertambahnya konsumsi ransum yaitu membaiknya nafsu makan seiring dengan semakin baik kondisi tikus. Pemberian cuka sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba) perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat feses tikus. Perbedaan jumlah feses dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu jumlah ransum yang dikonsumsi dan dosis cuka yang diberikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dosis cuka sari buah mangrove pedada (Sonneratia alba) yang terbaik ialah dosis 0,6 ml/tikus/hari, namun apabila diaplikasikan ke manusia, dosis 0,2 ml/tikus/hari (11,2 ml/70 kg BB/hari) adalah dosis yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah.