Pemanfaatan Serat Sabut Lontar (Borassus Flabellifer L) Termodifikasi Asam Sitrat Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Kesadahan Air
Main Author: | Solo, Anna Apriani Maniuk |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177164/1/Anna%20Apriani%20Maniuk%20Solo%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177164/ |
Daftar Isi:
- Air sadah merupakan air yang mengandung beberapa ion divalent seperti Ca2+ dan Mg2+ dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat. Menurut Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010, kesadahan maksimum dalam air baku air minum adalah 500 mg CaCO3/L. Kesadahan air yang tinggi akan menyebabkan beberapa penyakit seperti batu ginjal, gastritis, kanker payudara, anemia, kelemahan jaringan, dan kelainan pada ritme jantung. Metode adsorpsi telah dikembangkan untuk mengatasi kesadahan air yang tinggi dengan memanfaatkan adsorben dari biomassa. Salah satu biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben adalah serat sabut lontar. Serat sabut lontar dapat digunakan sebagai adsorben karena mengandung selulosa yang dapat berikatan dengan ion divalent Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah. Selulosa dapat dimodifikasi untuk meningkatkan jumlah gugus aktif pada permukaan adsorben. Salah satu modifikasi yang dapat dilakukan yaitu melalui reaksi esterifikasi menggunakan asam sitrat. Modifikasi ini menghasilkan ester selulosa sitrat (SSLA) yang dapat menambah gugus aktif OH dan C=O untuk berikatan dengan Ca2+ dan Mg2+. Efisiensi adsorpsi untuk menurunkan kesadahan dipengaruhi oleh karakteristik adsorben yang digunakan dan kondisi adsorpsi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik SSLA yang digunakan sebagai adsorben, menentukan kondisi adsorpsi untuk menurunkan kesadahan secara optimal, dan menentukan efisiensi adsorben untuk menurunkan kesadahan air. SSLN diperoleh dengan mereaksikan selulosa serat sabut lontar dengan larutan NaOH pada konsentrasi 0,5 M. SSLN kemudian direaksikan dengan asam sitrat pada konsentrasi 0,6 M dengan suhu reaksi 120o C selama 90 menit untuk memperoleh adsorben SSLA. Morfologi permukaan adsorben SSLA diamati menggunakan SEM dan gugus fungsi yang tersedia pada permukaan adsorben diamati menggunakan FT-IR. Efisiensi adsorpsi diamati dengan sistem batch pada berbagai waktu kontak (3, 4, 5, 6, 7 dan 9 jam), pH (3, 4, 5, 6, 7 dan 8), dan kesadahan air awal (100, 250, 500, 750, 1000 2000 dan 3000 mg CaCO3/L). Kesadahan air sebelum dan setelah adsorpsi ditentukan secara titrasi kompleksometri menggunakan larutan EDTA Hasil penelitian menunjukan bahwa modifikasi selulosa dengan asam sitrat menghasilkan adsorben dengan permukaan yang halus, tidak berlapis, dan memiliki ukuran (87 μm) yang lebih lebar dari selulosa. Gugus Fungsi yang terdapat dalam adsorben berupa OH dan C=O pada 3406,82 cm-1 dan 1740,43 cm-1 yang terlihat dari hasil FT-IR. Kedua gugus fungsi ini berperan penting dalam proses adsorpsi. Proses adsorpsi dapat dilakukan optimum pada waktu kontak 6 jam dengan pH 6. Adsorben SSLA dapat menurunkan kesadahan hingga konsentrasi kesadahan awal sebesar 3000 mg CaCO3/L. Adsorben SSLA dapat diaplikasikan untuk menurunkan kesadahan pada sampel air dari mata air dan sumur bor yang memiliki rentang pH 6,0 - 6,5 dengan waktu kontak adsorpsi selama 6 jam dengan persen efisiensi penurunan kesadahan air sebesar 52,27+6,48%.