Optimasi Economic Dispatchpada System Kelistrikan 150 Kv Sulselrabar Menggunakan Ant Colony Optimization

Main Author: -, Tasrif
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177149/
Daftar Isi:
  • Metode Ant Colony Optimization (ACO) akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Economic Dispatch pada system kelistrikan 150 kV Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar). Sebagai metode pembanding digunakan metode Lagrange. Studi kasus yang digunakan diantaranya: beban puncak siang dan malam. Algoritma ACO akan mencari kombinasi pembangkitan termis yang optimal/ekonomis. Pada economic dispatch ini, yang dijadikan sebagai fungsi objektif adalah biaya pembangkitan yang termurah. Dari hasil optimasi pembangkitan untuk kasus pertama beban puncak siang, ACO menghasilkan biaya pembangkitan total sebesar Rp. 94.670.335,98,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 270.309 MW dengan losses sebesar 25.918 MW, sedangkan dengan menggunakan metode lagrange, menghasilkan biaya pembangkitan total sebesar Rp. 117.121.631,08,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 339.4 MW dengan losses sebesar 25.016 MW. Pada real system biaya pembangkitan totalnya adalah sebesar Rp. 127.881.773,68,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 393.lMW dengan losses sebesar 24.956 MW. ACO mampu mereduksi biaya pembangkitan sistem Sulselrabar sebesar Rp. 33.211.437,62,-/jam atau 25.98% pada beban puncak siang hari. Sedangkan dengan menggunakan metode lagrange mampu mereduksi biaya pembangkitan sistem Sulselrabar sebesar Rp.10.760.142,6,-/jam atau 8.41% pada beban puncak siang hari. Dari hasil optimasi pembangkitan untuk kasus kedua beban puncak malam, ACO menghasilkan biaya pembangkitan total sebesar Rp. 131.473.269,39,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 400.812 MW dengan losses sebesar 26.219 MW, sedangkan dengan menggunakan metode lagrange, menghasilkan biaya pembangkitan total sebesar Rp. 134.889.397,56,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 400.67 MW dengan losses sebesar 28.352 MW. Pada real system biaya pembangkitan totalnya adalah sebesar Rp. 140.806.274,24,-/jam untuk membangkitkan daya sebesar 435.3 MW dengan losses sebesar 26.299 MW. ACO mampu mereduksi biaya pembangkitan sistem Sulselrabar sebesar Rp. 9.333.004,9,-/jam atau 6.62% pada beban puncak malam hari. Sedangkan dengan menggunakan metode lagrange mampu mereduksi biaya pembangkitan sistem Sulselrabar sebesar Rp. 5.916.876,7,-/jam atau 4.2% pada beban puncak malam hari.