Pengaruh Kitosan terhadap Jumlah Folikel Antral Ovarium dan Ekspresi Bax pada Tikus (Rattus norvegicus) Betina yang Diberi Timbal (Pb) Asetat per Oral

Main Author: Sari, Asri Iman
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177092/1/Asri%20Iman%20Sari.pdf
http://repository.ub.ac.id/177092/
Daftar Isi:
  • Perkembangan teknologi dan industri saat ini mempunyai dampak negatif pada lingkungan terutama yang mengandung zat berbahaya seperti logam berat salah satunya adalah timbal. Timbal sangat berbahaya bila terhirup dan terkonsumsi yang berasal dari makanan. Paparan timbal secara terus menerus akan terakumulasi dalam tubuh hingga menyebabkan toksisitas dan berpotensi mempengaruhi sistem reproduksi yang dapat mengakibatkan infertilitas. Timbal dapat melintasi membran dan terakumulasi dalam jaringan lunak termasuk ovarium. Hal ini memungkinkan terjadinya penurunan jumlah folikel antral ovarium. Paparan timbal juga dapat meningkatkan produksi radikal bebas hingga menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan penurunan antioksidan dalam tubuh. Molekul radikal bebas dan senyawa turunannya, reactive oxygen species (ROS) dapat menyerang sel sehingga menimbulkan berbagai kerusakan pada sel yang tidak dapat diperbaiki lagi yang disebut apoptosis. Apoptosis melibatkan keseimbangan protein anti dan pro apoptosis yaitu Bcl-2 dan Bax. Upaya untuk mengatasi terjadinya apoptosis yang tidak diinginkan akibat ROS yang berlebih dalam tubuh dapat dicegah dengan pemberian antioksidan, salah satunya kitosan. Kitosan merupakan turunan dari deasetilasi kitin yang didapatkan dari ekstrak kulit udang. Gugus amino dan dua gugus hidroksil yang dimiliki kitosan merupakan kunci gugus fungsional salah satunya adalah aktifitas antioksidan. Gugus amino pada kitosan dapat berikatan dengan OH- yang merupakan hasil dari proses oksidasi lipid sehingga membentuk molekul yang lebih stabil. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh timbal asetat terhadap jumlah folikel antral ovarium dan ekspresi Bax, membuktikan pengaruh kitosan untuk mencegah penurunan jumlah folikel antral ovarium dan peningkatan ekspresi Bax, serta membuktikan hubungan jumlah folikel antral dengan ekspresi Bax pada tikus (Rattus norvegicus) betina yang diberi timbal (Pb) asetat dan kitosan per oral. Desain penelitian menggunakan true experiment laboratory dengan post test only with control group design. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus (Rattus norvegicus) betina dengan jumlah 25 ekor yang terbagi menjadi 5 kelompok yaitu K(-): tikus tidak diberi apapun, K(+): timbal asetat 175 mg/kg BB, P1: timbal asetat 175 mg/kg BB + kitosan 16 mg/kg BB, P2: timbal asetat 175 mg/kg BB + kitosan 32 mg/kg BB, P3: timbal asetat 175 mg/kg BB + kitosan 64 mg/kg BB selama 30 hari. Pada hari ke 31 dilakukan swab vagina untuk menentukan tikus berada di fase proestrus, lalu dilakukan pembedahan, dan diambil ovariumnya untuk dibuat preparat histopatologi. Jumlah folikel antral dianalisis menggunakan pewarnaan hematoksilin eosin kemudian dihitung dengan software dotslide dan olyvia sedangkan ekspresi Bax sel granulosa folikel antral diperiksa dengan teknik imunohistokimia. Data dianalisis secara statistik dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis pengaruh pemberian timbal asetat pada hewan coba berdasarkan uji independent sample t-test didapatkan p-value pada variabel jumlah folikel antral dan ekspresi Bax lebih kecil dari α = 0,05 (p-value < 0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian timbal asetat pada hewan coba. Pada analisis pengaruh kitosan terhadap jumlah folikel antral hewan coba yang diberi timbal asetat berdasarkan uji one way ANOVA didapatkan hasil p-value 0,001 lebih kecil dari α = 0,05 (p-value < 0,05) yang berarti ada perbedaan pada jumlah folikel antral di semua kelompok. Analisis pengaruh kitosan terhadap ekspresi Bax hewan coba yang diberi timbal asetat berdasarkan uji one way ANOVA didapatkan hasil p-value 0,007 lebih kecil dari α = 0,05 (p-value < 0,05) yang berarti ada perbedaan pada ekspresi Bax sel granulosa folikel antral di semua kelompok. Analisis hubungan jumlah folikel antral dan ekspresi Bax hewan coba yang diberi timbal asetat dan kitosan berbagai dosis berdasarkan uji korelasi Pearson didapatkan hasil p-value 0,041 lebih kecil dari α = 0,05 (p-value < 0,05) yang berarti ada ada hubungan yang bermakna secara berlawanan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti yaitu pemberian timbal asetat dapat menurunkan jumlah folikel antral dan meningkatkan ekspresi Bax sel granulosa folikel antral, pemberian kitosan dapat mencegah penurunan jumlah folikel antral ovarium dan mencegah peningkatan ekspresi Bax pada tikus (Rattus norvegicus) betina yang diberi timbal (Pb) asetat per oral, serta ada hubungan antara jumlah folikel antral dengan ekspresi Bax pada tikus (Rattus norvegicus) betina yang diberi timbal (Pb) asetat dan kitosan per oral.