Pengaruh Terapi Kombinasi 5-Fluorouracil dan Ekstrak Etanol Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra.L) terhadap Apoptosis dan Proliferasi pada Kanker Serviks HeLa

Main Author: -, Yunialce
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/177091/1/Yunialce%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/177091/
Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah penderita kanker serviks setiap tahunnya menjadi masalah kesehatan utama saat ini, di negara-negara berkembang termasuk indonesia hampir setiap tahun terdapat peningkatan jumlah perempuan yang terdeteksi kanker serviks. Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab dari 90% kanker serviks, tipe high risk yakni tipe 16 dan 18, invasi HPV ke sel squamosa menyebabkan lesi yang merupakan awal pencetus terjadinya kanker, virus menyatu ke DNA menyebabkan over ekspresi dari onkoprotein E6 dan E7 yang menghambat aktivasi dari gen supresor tumor yaitu p53 sehingga sel akan terus membelah dan tidak terkontrol. Terhambatnya kematian sel akibat dari ketidakseimbangan protein pro dan antiapoptosis memungkinkan sel ganas akan terus berkembang, oleh karena itu target pengobatan sel kanker yang terus dikembangkan yaitu dengan menginduksi apoptosis selain pengobatan dengan kemoterapi ataupun radioterapi. 5-Fluorouracil menjadi salah satu obat kemoterapi konvensional yang sering digunakan, yang diharapkan dapat membunuh sel-sel kanker, walaupun tidak buruk kemoterapi dengan 5-Fu tidak spesifik ke sel kanker tapi juga membunuh sel normal lainnya serta menyebabkan pasien menjadi resisten karena penggunaan yang berulang dengan dosis yang meningkat, selanjutnya pengembangan pengobatan dengan bahan alam dapat menjadi pilihan dengan mengkombinasikannya dengan agen kemoterapi salah satunya benalu mangga yang memiliki senyawa aktif quercein yang bersifat antikanker dan antiproliferatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kombinasi 5-Fluorouracil dan ekstrak etanol benalu mangga (Dendrophthoe pentandra.L) terhadap persentase jumlah sel yang mengalami apoptosis dan proliferasi pada kanker serviks. Penelitian true experimental dengan post test only with control group design, dengan menggunakan sel HeLa yang diperoleh dari ATCC (American Type Culture Collection) sel HeLa di kultur dengan menggunakan medium RPMI 1640 (Gibco) saat sel konfluen sel dipanen dan di masukkan pada well plate 24, dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok perlakuan dengan masing-masing dosis yaitu 12,5 μg/mL, 25 μg/mL, 50 μg/mL. Pemeriksaan persentase apoptosis menggunakan Annexin V/propidium Iodide selanjutnya dianalisis dengan flow cytometri sedangkan proliferasi sel dievaluasi dengan BrdU selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji ANOVA dan Kruskal Wallis diikuti dengan Least Significant Diference (LSD) dan Mann Whithney didapatkan rata-rata persentase apoptosis meningkat pada kelompok perlakuan yang diberi terapi kombinasi 5-Fu dengan ekstrak ethanol benalu mangga dengan nilai signifikansi p=0.000 (p<0.05) semakin meningkat dosis ekstrak ethanol benalu mangga semakin meningkat persentase apoptosis, terdapat perbedaan bermakna dari setiap perlakuan dari masing-masing dosis. Proliferasi sel HeLa yang diberi terapi kombinasi secara signifikan menurun, dengan nilai signifikansi p=0.001 (p<0.05) semakin tinggi dosis ekstrak ethanol benalu mangga maka semakin rendah persentase dari proliferasi sel dan terdapat perbedaan yang secara statistik bermakna pada tiga dosis pada terapi kombinasi. Hal ini di duga merupakan efek dari quercetin dimana ekstrak ethanol benalu mangga yang mengandung senyawa quercetin terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel tumor, mencegah kanker dan menekan proliferasi sel kanker dengan menginduksi apoptosis. Terapi kombinasi adalah strategi pengobatan yang paling efektif dalam melawan kanker, faktanya lebih memiliki banyak target dalam terapi kanker dengan berbagai mekanisme yang mungkin merupakan efek dari obat antikanker ataupun bahan alami yang dikombinasikan, dasar pemikirannya terapi kombinasi menggunakan obat yang bekerja dengan mekanisme yang berbeda, sehingga mengurangi kemungkinan perkembangan sel kanker yang resisten. Interaksi agen kemoterapi konvensional dengan bahan alami memungkinkan alternatif baru dalam terapi kanker.