Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Outcome Pasien Stroke Iskemik Akut di Instalasi Gawat darurat Rumah Sakit Tipe C Malang Raya
Main Author: | Muhlis, Rasdiyanah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177071/1/Rasdiyanah%20Muhlis%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177071/1/LAMPIRAN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177071/ |
Daftar Isi:
- Stroke termasuk kondisi kegawatdaruratan medis yang menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan terbanyak di dunia. World Health Organization menyebutkan stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia disamping penyakit jantung dengan jumlah 11,8% dari total kematian. Stroke meningkatkan mortalitas pada 1 orang penderita setiap 6 detik di dunia, dengan perkiraan 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, yaitu 5 juta diantaranya meninggal dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan permanen. Besarnya angka kejadian, kematian dan kecacatan akibat stroke tersebut menggambarkan bahwa stroke merupakan masalah kesehatan terpenting yang harus mendapatkan perhatian. Di beberapa instalasi gawat darurat rumah sakit tipe C Malang Raya, pada tahun 2017 terdapat 423 kasus stroke iskemik akut, yaitu rata-rata per bulan terdapat 104 kasus. Pada bulan februari 2018 tercatat jumlah pasien stroke iskemik akut sebanyak 104 orang, dengan outcome buruk pada pasien mencapai 69,2% dan sisanya 30,8% memiliki outcome yang baik. Stroke yang mempunyai konsekuensi sangat besar bukan hanya menyebabkan kematian tetapi juga kecacatan. Kecacatan akan berdampak terhadap penderita maupun keluarganya. Bagi penderita kecacatan berdampak terhadap kehilangan waktu produktif, kemandirian, identitas, kehidupan sosial bahkan dapat menurunkan kualitas hidup yang pada akhirnya mengakibatkan pengaruh yang sangat besar secara psikologis, diikuti stress dan depresi. Bagi keluarga akan menanggung mahalnya biaya perawatan langsung maupun tidak langsung akibat stroke sehingga akan meningkatkan beban penyakit, sosial maupun ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui outcome pasien stroke iskemik akut di IGD dengan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien stroke iskemik akut. Faktor-faktor yang berhubungan dengan outcome pasien stroke iskemik akut yaitu usia responden, jenis kelamin, waktu kedatangan ke IGD, jenis transportasi ke IGD, jarak lokasi onset ke IGD, dan lama waktu tinggal di IGD. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan waktu kohort prospektif. Pada penelitian ini mengidentifkasi terlebih dahulu kausa atau faktor risiko yaitu faktor usia responden, jenis kelamin, waktu kedatangan ke IGD, jenis transportasi ke IGD, jarak lokasi onset ke IGD, dan lama waktu tinggal di IGD, yang dihubungkan dengan outcome pasien stroke iskemik akut di IGD. Jumlah sampel penelitian sebanyak 104 pasien stroke iskemik akut di instalasi gawat darurat rumah sakit tipe C Malang Raya yang diperoleh dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sosiodemografi untuk variabel usia responden dan jenis kelamin, kuesioner untuk variabel waktu kedatangan ke IGD, jenis transportasi ke IGD dan jarak lokasi onset ke IGD, lembar observasi untuk menilai lama waktu tinggal di IGD, dan lembar observasi pengukuran skor NIHSS (National Institutes of Health Stroke Scale) untuk menilai outcome pasien stroke iskemik akut di IGD. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2018 dan data yang didapat dianalisis dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 16,0. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mengetahui karakteristik responden penelitian, analisis bivariat dengan uji korelasi Spearman Rank dan Koefisien Kontingensi untuk mengetahui variabel independen dengan variabel dependen, dan multivariat.dengan menggunakan uji regresi logistik berganda untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan outcome pasien stroke iskemik akut di instalasi gawat darurat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara usia responden (p 0,028, r= 0,216), waktu kedatangan ke IGD (p 0,027, r= 0,217), dan lama waktu tinggal di IGD (p 0,004, r= -0,282) dengan outcome pasien stroke iskemik akut di IGD Rumah Sakit Tipe C Malang Raya. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin (p 0,051, r= 0,188), jenis transportasi ke IGD (p 0,181, r= 0,130) dan jarak lokasi kejadian onset ke IGD (p 0,243, r= 0,116) dengan outcome pasien stroke iskemik akut di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tipe C Malang Raya. Hasil uji regresi logistic berganda menunjukkan hasil bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan outcome pasien stroke iskemik akut di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tipe C Malang Raya adalah lama waktu tinggal di instlasi gawat darurat dengan nilai OR terbesar yaitu 2,401≈2 artinya pasien stroke iskemik akut yang memiliki lama waktu tinggal di IGD yang pendek atau ≤6 jam akan meningkatkan outcome yang baik terhadap pasien stroke iskemik akut sebesar 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien stroke iskemik akut yang memiliki lama waktu tinggal di IGD yang panjang atau >6 jam. Pasien stroke iskemik akut yang berusia diatas 65 tahun memiliki risiko kematian 7 kali lebih besar. Risiko untuk mengalami stroke pada laki-laki sebesar 25% sedangkan pada wanita hanya 20%. Hal ini dikaitkan pula dengan gaya hidup perokok dan mengonsumsi alkohol sering ditemui pada pasien laki-laki yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke dan berpotensi dalam meningkatkan keparahan stroke. Pasien yang datang ke rumah sakit lebih awal memungkinkan untuk mendapatkan perawatan segera sehingga mampu meningkatkan outcome baik terhadap pasien stroke iskemik akut. Jenis transportasi mempengaruhi waktu kedatangan pasien stroke iskemik akut ke instalasi gawat darurat dan prognosis yang baik terhadap pasien. Penanganan kasus stroke iskemik akut di instalasi gawat darurat membutuhkan tindakan yang cepat dan efisien untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi pada pasien. Lama waktu tinggal yang panjang di instalasi gawat darurat menjadi salah satu indikator kurang efektifnya manajemen pelayanan pasien stroke iskemik akut di instalasi gawat darurat.