Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Kulit Jengkol (Archidendron Pauciflorum) Terhadap Ekspresi Il-6 Dan Histopatologi Epidermis Kulit Dalam Proses Kesembuhan Luka Terbuka Pada Tikus (Rattus Norvegicus)
Main Author: | Amalia, Gita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/177023/1/GITA%20AMALIA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/177023/ |
Daftar Isi:
- Luka terbuka adalah cedera yang melibatkan kerusakan eksternal atau internal pada kulit dan jaringan tubuh. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat herbal untuk penanganan luka adalah kulit jengkol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kulit jengkol (Archindendron pauciflorum) dalam menurunkan efek inflamasi luka terbuka melalui ekspresi IL-6 sebagai indikator kesembuhan luka dan perubahan yang terlihat pada gambaran histopatologi epidermisnya. Penelitian dilakukan dengan cara pemberian salep ekstrak kulit jengkol terhadap luka terbuka. Ekstrak kulit jengkol dibuat pada sediaan salep dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Hewan coba yang digunakan adalah 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus). Tikus coba dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok KN (Kontrol Negatif) adalah kelompok sehat, kelompok KP (Kontrol Positif) adalah kelompok yang diberi luka terbuka namun tidak diterapi, dan kelompok P1 – P3 adalah kelompok yang diberi luka terbuka dan diterapi salep kulit jengkol dengan konsentrasi masing-masing 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah ekspresi IL-6 dengan pewarnaan imunohistokimia dan gambaran histopatologi epidermis kulit dengan pewarnaan HE. Analisis data yang dilakukan adalah dengan uji One Way ANOVA dan uji lanjutan Tukey dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi IL-6 pada kelompok KP sebesar 97,43 ± 0,91% turun menjadi 39,54 ± 1,27% pada kelompok P3 (salep 15%). Hal ini menunjukkan bahwa pada P3 memiliki nilai persentase yang mendekati dengan kelompok KN yaitu 31,08 ± 1,62%. Gambaran histopatologi epidermis kulit menunjukkan reepitelisasi yang paling baik pada kelompok P2 (salep 10%). Kesimpulan penelitian ini ekstrak kulit jengkol dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada penyembuhan luka terbuka.