Perbedaan Terapi Ekstrak Etanol Daun Polyalthia Longifolia Indonesia Dan Filipina Terhadap Histopatologi Dan Ekspresi Smad 3 Duodenum Tikus (Rattus Norvegicus) Inflamatory Bowel Disease (Ibd) Hasil Induksi Indometasin

Main Author: Novita, Tiara
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176997/1/TIARA%20NOVITA%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176997/
Daftar Isi:
  • Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit peradangan idiopatik yang menyerang traktus gastrointestinal seperti duodenum. Indometasin merupakan salah satu obat golongan NSAID yang dapat menginduksi IBD. Ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai terapi alternatif IBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun Polyalthia longifolia yang berasal dari Indonesia dan Filipina terhadap kadar Smad3 dan histopatologi duodenum tikus model IBD. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat 150 – 200gram. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok uji yaitu kelompok kontrol negatif, kelomompok yang diterapi dengan goal standar (Sulfasalazine dosis 20 mg/kgBB), kelompok yang diterapi dengan ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia Indonesia (dosis 300 mg/kg BB) dan kelompok yang diterapi dengan ekstrak Polyalthia longifolia Filipina (dosis 300 mg/kg BB). Kelompok tikus diterapi selama 7 hari secara per oral. Variable yang diamati adalah gambaran histopatologi duodenum yang dianalisis secara deskriptif dan ekspresi Smad3 dengan metode immunohistokimia yang dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjutan BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan α= 0,05%. Uji perbedaan antara kelompok ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia Indonesia dan Filipina dilakukan dengan dengan uji Independentn T-Test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia dapat memperbaiki gambaran histopatologi duodenum. Hasil ekspresi Smad3 daun Polyalthia longifola menunjukan hasil yang signifikan (p>0,05) antara kelompok terapi sulfasalazine, ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia Indonesia dan ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia Filipina. Hasil uji Independent T-Test menunjukan ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia Indonesia mememiliki nilai ekspresi Smad3 yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol daun Polyalthya longifolia Filipina. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun Polyalthia longifolia mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai terapi alternatif IBD.