Pengaruh Penambahan Tepung Bulu Ayam Pada Pakan Terhadap Iofc (Income Over Feed Cost), Bobot Dan Presentase Lemak Abdominal Dan Jantung Pada Ayam Pedaging

Main Author: Andayani, Aruma Lukmana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176925/
Daftar Isi:
  • Tepung bulu adalah salah satu produk yang dihasilkan dari limbah bulu dari rumah potong ayam yang sudah dihaluskan dengan metode penggilingan dengan mesin sehingga berbentuk butiran atau halus seperti tepung pada umumnya. Proses pembuatan tepung bulu adalah dengan memberikan pemanasan tekanan uap yang tinggi untuk menurunkan kandungan nutrisinya. Kandungan protein dalam bulu ayam sangatlah tinggi sehingga bulu ayam dapat dimanfaatkan menjadi pakan tambahan dalam bentuk tepung bulu. Tepung bulu ayam mengandung protein yang tinggi, akan tetapi protein tersebut tidak dapat dicerna oleh ayam tanpa adanya perlakuan pada proses pembuatan tepung bulu. Bulu unggas memiliki kandungan protein (keratin) sebesar 80-90%, melebihi kandungan protein yang ada pada kedelai (42,5%) (Adiati, Puastuti, Mathius, 2004). Penambahan tepung bulu ayam yang sudah melewati proses pemanasan dengan tekanan uap yang sangat tinggi diharapkan dapat mempengaruhi kualitas dari ayam pedaging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan tepung bulu terhadap presentase dan bobot dari lemak abdominal dan jantung, dan juga meningkatkan IOFC dari ayam pedaging. Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui presentase yang tepat penambahan tepung bulu ke pakan. Materi penelitian adalah ayam pedaging sebanyak 96 ekor diambil pada umur tujuh hari dan dipelihara hingga umur 35 hari yang dilakukan di peternakan Bapak Suyadi, desa Tegaldlimo Banyuwangi. Penelitian dilaksanakam pada mulai tanggal 20 Oktober – 5 Desember 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan percobaan dengan model Rancangan Acak Lengkap, yang terdiri dari empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan tepung bulu ke dalam pakan dengan presentase 0%, 2%, 4% dan 6%. Cara pengambilan sampel dari semua ulangan dari setiap perlakuan adalah diambil secara acak satu ekor ayam yang sebelum dilakukan pemotongan ayam dipuasakan selama enam jam. Variable yang diamati selama penelitian adalah presentase dan bobot lemak abdominal, jantung serta IOFC dari harga penjualan ayam hidup. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam Analisi of Variant (ANOVA) dengan bantuan software Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan tepung bulu ayam ke pakan memberikan pengaruh yang hampir sama dan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap presentase dan bobot lemak abdominal dan jantung ayam, namun memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap IOFC dari ayam pedaging. Hasil rataan bobot lemak abdominal ayam pedaging dari nilai yang terendah hingga tertinggi adalah P3 (38,67 ± 2,05)g, P1 (39,50 ± 5,88)g, P2 (41,00 ± 6,40)g, P0 (41,50 ± 6,24)g, untuk hasil rataan presentase lemak abdominal adalah P3 (1,92 ± 0,17)%, P1 (1,99 ± 0,30)%, P0 (2,01 ± 0,33)%, P2 (2,04 ± 0,34)%. Hasil rataan dari yang terendah ke tertinggi bobot jantung adalah P3 (8,17 ± 0,90 g), P0 (8,50 ± 1,38 g), P2(8,50 ± 1,98 g) dan P1 (9 ± 1,29 g), hasil rataan presentase jantung adalah P0 (0,70 ± 0,07 %), P3 (0,70 ± 0,07 %), P2 (0,73 ± 0,09 %) dan P1 (0,78 ± 0,06 %). Hasil rataan dari yang terendah sampai tertinggi untuk IOFC adalah sebagai berikut P3 (13553,00 ± 910,28), P1 (14147,55 ± 1074,80), P2 (14367,29 ± 467,91), P0 (16104,65 ± 1632,72). Kesimpulan dari penelitian ini adalah p Penambahan tepung bulu pada ayam pedaging dengan presentase 0%, 2%, 4%, 6% pada pakan perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap bobot dan presentase lemak abdominal dan jantung, IOFC tertinggi dicapai oleh P0 tanpa adanya penambahan tepung bulu.