Optimalisasi Pelayanan Mobil Tangki Pada Proses Penyaluran Bbm Menggunakan Struktur Antrian Multi Phase (Studi Pada PT Pertamina (PERSERO) Tbbm Madiun)
Main Author: | Nirmala, Ravika Indiah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176923/1/Ravika%20Indiah%20Nirmala%20%283%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176923/ |
Daftar Isi:
- Antrian merupakan suatu himpunan yang terdiri dari orang, pelayanan dan objek yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Antrian dapat terjadi pada suatu objek benda seperti antrian mobil tangki di PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun pada proses penyaluran BBM. Proses penyaluran BBM terdiri dari tiga tahap (Multi Phase), yakni pengecekan mobil tangki di Gate In, pengisian di Filling Shed dan penyegelan di Gate Out. Proses penyaluran BBM memerlukan waktu yang relatif lama, karena jenis BBM yang diminta oleh customer/SPBU berbeda-beda sedangkan sarana dan fasilitas pelayanan yang ada cukup terbatas. Oleh karena itu diperlukan analisis sistem antrian untuk mengetahui karakteristik sistem dan optimalisasi proses penyaluran BBM. Untuk mengetahui karakteristik sistem antrian, ditentukan model pada masing-masing tahapnya. Setelah mengetahui model antrian pada masing-masing tahap selanjutnya dilakukan proses analisis karakteristik sistem antrian menggunakan metode simulasi Monte Carlo. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan empat server utilitas server pada masing-masing tahap diatas 50%. Artinya server lebih banyak beroperasi dibandingkan menganggur. Rata-rata banyaknya mobil tangki yang mengantri sebanyak satu mobil, di mana antrian tersebut terjadi di tahap kedua (pengisian BBM di Filling Shed). Rata-rata banyaknya mobil tangki dalam sistem sebanyak 5 mobil dengan masing-masing mobil menghabiskan waktu selama 67,7 menit. Berdasarkan hasil analisis perbandingan karakteristik menggunakan empat server dan delapan server, utilitas server menggunakan delapan server dibawah 50% yang artinya banyak server yang menganggur. Oleh karena itu proses penyaluran BBM dengan menggunakan empat server lebih optimal dibandingkan delapan server. Sehingga pihak PT Pertamina (Persero) TBBM Madiun dapat melakukan evaluasi sistem proses penyaluran BBM khususnya pada tahap kedua.