Penambahan Tepung Limbah Rumput Laut (Gracilaria verrucosa) dalam Pakan Terhadap Kualitas Internal dan Eksternal Telur Pada Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Main Author: | Tyasaputri, Nury Arwinrida |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176886/ |
Daftar Isi:
- Rumput laut merupakan produk pertanian serta menghasilkan limbah yang memiliki nutrisi yang tinggi. Limbah rumput laut merupakan hasil sortiran dari budi daya rumput laut, memmiliki tekstur yang tidak utuh atau hancur, yang bercampur dengan kerang pasir. Selain itu, limbah rumput laut dapat digunakan sebagai pakan alternatif karena produksinya melimpah, dengan produksi yang dihasilkan limbah rumput laut 10-20% dari total produksi rumput laut, dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik. Limbah rumput laut memiliki kandungan nutrisi seperti polisakarida serta serat, viii mineral, protein dan asam amino, lemak dan asam lemak, vitamin B12, C, dan E. Protein sendiri sangat diperlukan pada ransum pakan hewan ternak khususnya burung puyuh untuk menunjang pertumbuhan dan produksi telur. Diketahui protein merupakan salah satu unsur dalam pembentukan sel-sel tubuh maupun pembentukan telur burung puyuh. Penelitian dilaksanakan secara berkelompok. Lokasi penelitian di peternakan puyuh milik Bapak Samsul yang berada di Jl. Tamanu diharjo RT.18 Rw. 06 Dsn. Bunder Ds. Ampeldento Kec. Karangploso Kab. Malang. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 September sampai 25 November 2018. Analisis proksimat dilaksanakan di Fakultas Teknologi Pertanian, Malang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan tepung limbah rumput laut untuk dijadikan pakan tambahan burung puyuh sehingga dapat diketahui kualitas internal dan eksternal telur pada burung puyuh. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan informasi dan kajian ilmiah tentang penambahan tepung limbah rumput laut sebagai feed additive alami dalam pakan terhadap kualitas internal dan eksternal telur burung puyuh. Materi penelitian ini menggunakan 120 ekor burung puyuh betina. Burung puyuh yang digunakan jenis Coturnix coturnix japonica. Burung puyuh yang digunakan umur 14 hari, yang dibagi dalam 4 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga terdapat 24 unit kandang percobaan. Dipelihara selama tujuh minggu, dengan pengambilan data yang meliputi bobot telur, indeks bentuk telur, HU (Haugh Unit), indeks kuning dan putih telur, dan indeks warna kuning telur. Perlakuan yang diberikan burung puyuh adalah (P0 = Tepung limbah rumput laut 0% + pakan basal 100%), (P1 = Tepung limbah rumput laut 2,5% + pakan basal 97,5%), (P2 = Tepung limbah rumput laut 7,5% + pakan basal 92,5%), (P3 = Tepung limbah rumput laut 10% + pakan basal 90%). Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analisys of Variance (ANOVA) dengan metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) apabila terdapat perbedaan pengaruh maka dilanjutkan dengan uji jarak duncan. Variabel yang diukur meliputi berat telur, indeks telur, haugh unit, indeks kuning telur, indeks putih telur, dan indek warna kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung limbah rumput laut dalam pakan burung puyuh memberikan perbedaan tidak nyata (P>.0,05) terhadap kualitas internal dan eksternal telur burung puyuh yang diamati. Nilai rataan bobot telur dari yang tertinggi berturut-turut adalah P0 (11,86±0,65), P3 (11,69±0,39), P2 (11,60±0,49), P1 (11,58±0,26). Nilai rataan indeks bentuk telur dari yang tertinggi berturut-turut adalah P2 (79,48±1,63), P3 (78,38±1,04), P1 (78,09±1,29), P0 (77,91±0,92). Nilai rataan Haugh Unit dari yang tertinggi berturut- turut adalah P0 (89,10 ± 2,15), P3 (88,66 ± 2,30), P2 (87,95 ± 2,21), P1 (87,37 ± 2,25). Nilai rataan indeks kuning telur dari yang tertinggi berturut- turut adalah P3 (46,17±1,41) , P2 (45,90±1,00), P0 (45,82±1,95), P1 (45,71±1,62). Nilai rataan indeks putih telur dari yang tertinggi berturut-turut adalah P0 (11,810±0,59), P2 (11,353±0,26), P1 (11,215±0,47), P3 (10,958±0,88). Nilai rataan warna kuning telur dari yang tertinggi berturut- turut adalah P2 (6,94±0,19), P0 (6,94±0,07), P3 (6,92±0,15), P1 (6,81±0,07). Kesimpulan dari penelitian ini adalah berat telur, indeks telur, HU (Haug Unit), indeks kuning telur, indeks putih telur dan indeks warna kuning telur pakan tidak mengalami peningkatan dengan penambahan tepung limbah rumput laut (Gracilaria verucosa) sebanyak 5%, 7,5%, dan 10% dalam pakan puyuh (Coturnix coturnix japonica). Berdasarkan penelitian ini disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan tepung limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) dalam pakan dengan persentase penggunaan kurang dari 5%, sehingga memberikan pengaruh positif terdahap berat telur, indeks telur, HU (Haugh Unit), indeks kuning telur, indeks putih telur dan indeks warna kuning telur.