Pengaruh Pemberian Klorin Berlebih Terhadap Kadar Mda Dan Gambaran Histopatologi Organ Hepar Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)
Main Author: | Pinasthika, Kirana Sita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176871/1/KIRANA%20SITA%20PINASTHIKA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176871/ |
Daftar Isi:
- Klorin yang berasal dari Ca(OCl)2 merupakan senyawa kimia yang bersifat korosif pada kadar tinggi dan pada kadar rendah umumnya digunakan sebagai penjernih air. Klorin sering digunakan pada proses klorinasi, dimana proses ini dilakukan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada air. Klorinasi air merupakan cara untuk desinfeksi agar aman dikonsumsi sebagai air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian klorin berlebih terhadap kadar MDA dan gambaran histopatologi organ hepar pada tikus (Rattus novergicus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar jantan umur 8-12 minggu dengan berat rata-rata 200 gram dibagi menjadi 5 kelompok dengan 4 ulangan, yaitu K- (kontrol negatif), P1, P2, P3, P4 merupakan kelompok yang diberi dosis 50 ppm /ekor, 100 ppm /ekor, 150 ppm /ekor, dan 200 ppm /ekor yang diberikan selama 7 hari dengan menggunakan sonde lambung. Kadar MDA setelah pemberiann klorin berlebih pada kontrol negatif 323,3±11,08 ng/mL, paparan 50 ppm (P1) 406,9±47,04 ng/mL, paparan 100 ppm (P2) 447,7±77,69 ng/mL, paparan 150 ppm (P3) 453,0±56,83 ng/mL, dan paparan 200 ppm (P4) 584,4±97,40 ng/mL. Analisa data menggunakan One-Way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan Tukey Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tikus yang diberikan klorin Ca(OCl)2 terjadi peningkatan kadar MDA yang sangat nyata (p<0,01). Gambaran histopatologi hepar pewarnaan HE dianalisa secara deskriptif hepar menunjukkan perubahan adanya pelebaran sinusoid, infiltrasi sel radang, nekrosis, dan adanya kongesti sinusoid.