Pengaruh Pemberian Ekstrak Daging Belut (Monopterus Albus) Terhadap Kesembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Berdasarkan Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (Vegf) Dan Histopatologi Kulit

Main Author: Islamiati, Arinda Fauzia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176829/1/SKRIPSI%20-%20Arinda%20Fauzia%20Islamiati%20%28177346843%29%202015.pdf
http://repository.ub.ac.id/176829/
Daftar Isi:
  • Luka insisi adalah luka iris akibat benda tajam yang mencapai kedalaman tertentu dan bersifat terbuka. Salah satu hewan yang dapat digunakan pengobatan adalah belut (Monopterus albus). Belut (Monopterus albus) memiliki kandungan energi dan gizi yang besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak daging belut (Monopterus albus) terhadap luka insisi. Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, Wistar dengan berat 150-200 gram dan berumur 8-12 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok Kontrol negatif adalah kelompok yang tidak diinsisi dan tidak diterapi. Kelompok Kontrol positif adalah kelompok yang diberi insisi namun tidak diberikan terapi. Kelompok P1 adalah kelompok yang diberi insisi dan diberi terapi salep ekstrak belut 2%. Kelompok P2 adalah kelompok yang diberi insisi dan diberi terapi salep ekstrak belut 5%. Parameter yang digunakan adalah ekspresi VEGF dengan pewarnaan Imunohistokimia (IHK) dan gambaran histopatologi kulit dengan pewarnaan hematoksilin eosin (HE). Analisis data VEGF kulit dengan uji One Way ANOVA dan uji lanjutan Tukey dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Analisis data histopatologi dianalisis secara deskriptif dengan melihat perbedaan jaringan granulasi dari setiap kelompok perlakuan. Hasil analisa statistik VEGF dan histopatologi kulit menunjukkan bahwa kelompok P2 yaitu terapi ekstrak daging belut konsentrasi 5% memiliki perbedaan tidak nyata dengan kelompok tikus sehat (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi ekstrak daging belut dapat meningkatkan ekspresi VEGF dan memperbaiki histopatologi kulit pada luka insisi tikus putih.