Penggunaan Getah Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Pada Model Robek Tendon Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Terhadap Ekspresi Vascular Endothelia Growth Factor (Vegf) Dan Ketebalan Kolagen
Main Author: | Maurenda, Aulia Dyasti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176798/1/Aulia%20Dyasti%20Maurenda-155130107111047%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176798/ |
Daftar Isi:
- Robek tendon merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada mamalia salah satunya yaitu kuda. Gejala klinis yang timbul akibat robek tendon yaitu rasa nyeri apabila disentuh, inflamasi disertai perdarahan, dan edema serta akumulasi fibrin diantara dan disekitar tendon yang menyebabkan pembengkakan lokal. Getah nangka (Artocarpus heterophyllus) merupakan salah satu bahan alternatif alami yang mengandung pektin dan selulosa yang berfungsi sebagai perekat dan menjaga kestabilan jaringan dan sel. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan getah nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai Lem Biosealant pada tikus (Rattus novergicus) model robek tendon terhadap ekpresi VEGF ( Vascular Endhotelia Growth Factor ) dan tebal kolagen. Dalam penelitian ini digunakan hewan coba tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan dengan berat badan 100-200 gram dan berumur 2-3 bulan yang dibagi menjadi 4 kelompok dan masing – masing kelompok berisi 5 ekor. Kelompok K- merupakan kelompok tikus kontrol negatif, Kelompok K+ tikus robek tendon tanpa terapi, kelompok P1 tikus robek tendon dengan terapi Asam Mefenamat dosis 50 mg/kg BB selama 5 hari dan kelompok P2 kelompok tikus robek tendon dengan terapi Asam Mefenamat dosis 50 mg/kg BB selama 5 hari dan Lem Biosealant secara topikal dengan dosis 10 mg/ekor. Robek tendon dilakukan dengan cara menginsisi daerah tendon achiles kaki kiri sepanjang 0,5 cm dengan menggunakan blade bedah. Terapi ini dilakukan selama 14 hari dan tikus akan dieuthanasi pada hari yang sama. Ekspresi VEGF pada jaringan tendon dianalisis dengan menggunakan pewarnaan Imunohistokimia dan pengukuran ketebalan kolagen dengan pewarnaan Masson’s Trichome. VEGF dan ketebalan kolagen dianalisis data secara kuantitatif dengan menggunakan software immunoratio, kemudian menggunakan SPSS dengan analisis statistik ragam oneway ANOVA dengan uji lanjutan Tukey α=0,05. Hasil analisa statistik VEGF dan ketebalan kolagen menunjukkan bahwa kelompok perlakuan P2 yaitu terapi dengan Asam Mefenamat dosis 50 mg/kg BB selama 5 hari dan Lem Biosealant secara topikal dengan dosis 10 mg/ekor memiliki perbedaan tidak nyata dengan kelompok tikus sehat (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi Biosealant getah nangka secara topikal dengan dosis 10 mg/ekor dapat meningkatkan ekspresi VEGF dan meningkatkan ketebalan kolagen dalam penyembuhan robek tendon.