Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Terong Cepoka (Solanum Torvum S) Dan Biji Kapuk (Ceiba Pentandra L) Terhadap Kadar Mda (Malondialdehid) Dan Gambaran Histopatologi Hepar Pada Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus)

Main Author: Suseno, Kama Massanta Kholqi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176796/1/KAMA%20MASSANTA%20KHOLQI%20SUSENO%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176796/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan masyarakat dalam negeri terhadap konsumsi daging dan telur asal ternak hewan sapi, ayam, kambing dan domba terus meningkat.. Tanaman terong cepoka dan biji kapuk merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai konsentrat pada hewan ternak monogastrik maupun poligastrik. Terong cepoka mengandung solasodin dan biji kapuk mengandung gosipol bersifat sitotoksik nantinya akan memicu pembentukan reactive oxygen species (ROS) sehingga menunjukan kerusakan secara luas menyeluruh dikarenakan mekanisme radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif dalam tubuh. Akibat peningkatan dari jumlah radikal bebas dan penurunan antioksidan ini akan menginisiasi adanya peroksidasi lipid dalam sel yang menghasilkan produk akhir MDA sehingga menyebabkan permeabilitas membran sampai kerusakan jaringan. Pada penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar berumur 10-12 minggu dan memiliki berat badan antara 150-300 g. Penelitian ini dilakukan pemberian per-oral dengan kelompok kontrol negatif (K-) tanpa diberi perlakuan apapun, kelompok (P1) ekstrak terong cepoka dosis 1 g/kg BB dan kelompok (P2) ekstrak biji kapuk dosis 0,1 g/kgBB. Analisa secara kuantitatif dilakukan pada pengukuran MDA serum menggunakan ELISA yang selanjutnya hasil tersebut ke pengolahan data dengan Microsoft Excel dan statistical Product of Service Solution (SPSS) 16.0 dan uji lanjutan dengan uji Tukey atau BNJ dengan α = 0,05. Analisa kualitatif untuk histopatologi hepar dilakukan dengan membandingkan gambaran histopatologi hepar dari masing-masing kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara perlakuan pemberian ekstrak biji kapuk (P2) berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan kadar MDA dan terdapat kerusakan gambaran histopatologi hepar pada kelompok P1 dan P2. Pemberian ekstrak terong cepoka dengan dosis 1 g/kg BB tidak meningkatkan kadar MDA tetapi mampu mengakibatkan kerusakan histopatologi hepar. Pemberian ekstrak biji kapuk dengan dosis 0,1 g/kgBB mampu meningkatkan kadar MDA dan menyebabkan kerusakan histopatologi hepar