Pengamatan Structural Coloration yang Menghasilkan Warna Biru Iridescence pada Bulu Ekor Merak Jawa (Pavo muticus muticus) menggunakan SEM dan Mikroskop Polarisasi

Main Author: Mulachelah, Naqiyah Afifah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176743/1/Naqiyah%20Afifah%20Mulachelah.pdf
http://repository.ub.ac.id/176743/
Daftar Isi:
  • Merak jawa (Pavo muticus muticus) adalah fauna langka Indonesia yang statusnya terancam punah. Merak dicirikan dengan warnanya yang indah dan pola yang khas pada bulu ekornya. Adanya seksual dimorfisme menunjukkan bahwa ciri tersebut ditujukan untuk menarik pasangannya. Pigmen melanin pada merak hanya mampu menghasilkan warna merah pucat, coklat hingga hitam saja. Namun, burung ini memiliki penampilan warna-warna iridescence yang mencolok. Iridescence adalah warna yang terlihat berubah ketika dilihat dari sudut yang berbeda. Warna biru pada ekor bulu merak dinilai paling menarik karena hampir tidak ada pigmen di alam yang menghasilkan warna biru. Sejauh ini, penelitian mengenai structural coloration pada merak hijau masih sangat terbatas. Tujuan penelitian untuk menjelaskan mekanisme dihasilkannya warna biru iridescence yang dihasilkan dari detail struktur nano pada merak jawa. Metode penelitian adalah pengamatan menggunakan SEM untuk melihat struktur nanonya dan polarisasi untuk mengetahui karakter cahayanya. Selain itu, dilakukan pula penyiraman sampel dengan gliserin dan air untuk mengubah indeks bias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur berskala nanometer berupa susunan melanosom berbentuk rod menyebabkan adanya indeks bias yang beragam. Akibatnya, cahaya akan mengalami perubahan fase dan panjang gelombang. Cahaya yang terpantul keluar dari struktur akan terjadi interferensi konstruktif membentuk warna biru iridescence. Pengamatan dengan mikroskop polarisasi cukup membuktikan adanya indeks refraktif yang beragam. Penyiraman dengan larutan menyebabkan warna sampel berubah ke spektrum panjang gelombang yang lebih tinggi.