Pengaruh Force Molting Terhadap Indeks Telur, Tebal Kerabang Telur Dan Warna Kuning Telur Pada Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica) Dengan Metode Pemuasaan Pakan

Main Author: Yulianingrum, Ariska
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176714/
Daftar Isi:
  • Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu unggas yang dapat dikembangkan karena memiliki siklus produksi yang cepat. Beberapa keunggulan dari burung puyuh yaitu memiliki produktifitas yang tinggi, yaitu mencapai 250-300 butir/tahun dengan berat rata-rata 10 g/butir. Force molting merupakan tindakan merontokkan bulu dengan menghentikan produksi telur yang waktunya diatur oleh manusia. Tindakan force molting bertujuan agar puyuh mempunyai waktu istirahat bertelur, yang selanjutnya siap bertelur lagi di masa produksi berikutnya. Force molting dapat memperpanjang masa produksi telur, sehingga mampu mendayagunakan unggas petelur yang sudah waktunya afkir. Selain itu, force molting dapat meningkatkan produksi telur dan kualitas telur, sehingga secara ekonomis dipandang lebih menguntungkan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 September 2018 sampai 1 Oktober 2018 di peternakan milik bapak Iskandar yang berada di Dusun Bunder, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kota Batu, Jawa Timur, tentang pengaruh force molting terhadap indeks telur, tebal kerabang telur, dan warna kuning telur pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan metode pemuasaan pakan. Pengambilan data dilakukan pada hari terakhir penelitian yaitu tanggal 1 Oktober 2018 dan uji kualitas telur dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh force molting terhadap indeks telur, tebal kerabang telur dan warna kuning telur pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan metode pemuasaan pakan. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi dan menjadi kajian ilmiah, wawasan kepada masyarakat dan peternak bagaimana pengaruh force molting terhadap indeks telur, tebal kerabang telur dan warna kuning telur pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan metode pemuasaan pakan. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan burung puyuh betina jenis Coturnix coturnix japonica jenis Peksi dengan umur 18 bulan berjumlah 100 ekor, rata-rata bobot badan awal yaitu 179,94 g. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu P0 (kontrol atau tidak diberi perlakuan force molting), P1 (dilakukan pemuasaan selama dua hari, hari ke-3 dan ke-4 diberi pakan dan perlakuan diulang sampai akhir penelitian), P2 (dilakukan pemuasaan selama empat hari, hari ke-5 sampai hari ke-8 diberi pakan dan perlakuan diulang sampai akhir penelitian), P3 (dilakukan pemuasaan selama enam hari, hari ke-7 sampai hari ke-12 diberi pakan dan perlakuan diulang sampai akhir penelitian), P4 (dilakukan pemuasaan selama delapan hari, hari ke-11 sampai hari ke-20 diberi pakan dan perlakuan diulang sampai akhir penelitian). Variabel yang diamati adalah indeks telur, tebal kerabang telur, dan warna kuning telur burung puyuh. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh force molting dengan metode pemuasaan pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks telur, tebal kerabang, dan warna kuning telur burung puyuh. Hasil rataan indeks telur pada P0, P1, P2, P3, dan P4 berada pada kisaran 75,85 ± 2,55% per butir sampai 78.42 ± 3.39% per butir. Hasil rataan tebal kerabang telur pada P0, P1, P2, P3, dan P4 adalah 0,26 ± 0,003 mm sampai 0,29 ± 0,045 mm. Hasil rataan pada warna kuning telur berada pada kisaran 6,06 ± 0,43 sampai 6,88 ± 0,82. Hasil tersebut tidak memberikan pengaruh dikarenakan perlakuan yang diberikan dalam kurun waktu yang singkat sehingga tidak menyababkan penyusutan organ reproduksi. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program force molting dengan metode pemuasaan pakan yang berbeda-beda memberikan hasil yang hampir sama terhadap kualitas telur yang meliputi indeks telur, tebal kerabang, dan warna kuning telur. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan pengamatan lanjutan tentang variabel lain seperti ukuran dan berat organ reproduksi agar mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh force molting terhadap ternak puyuh.