Pengaruh Penambahan Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) (Metode Ekstraksi Etanol 70%) dalam Pengencer terhadap Kualitas Semen Ayam Kampung selama Penyimpanan Suhu 27oC dan Suhu 5oC
Main Author: | Prianggoro, Leoni Vida |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176670/ |
Daftar Isi:
- Usaha untuk mempertahankan kualitas spermatozoa agar tidak mengalami radikal bebas adalah dengan adanya penambahan antioksidan pada saat pengenceran semen ayam kampung. Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan adalah bawang merah. Rahayu, Nunung dan Vina (2015) menjelaskan bahwa bawang merah mengandung flavonoid dengan jenis antioksidan yang dapat diperoleh dengan ekstraksi maserasi. Bawang merah merupakan bahan organik mudah busuk sehingga perlu adanya penambahan bahan kimia untuk memperpanjang daya simpan ekstrak bawang merah serta digunakan sebagai pelatur. Bahan kimia yang dipakai adalah etanol 70% yang mampu menekan timbulnya pertumbuhan jamur pada ekstrak bawang merah. Oleh adanya alasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang penyimpanan dalam suhu kamar dan suhu dingin untuk mengetahui masa simpan dari semen ayam kampung. PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L.) (METODE EKSTRAKSI ETANOL 70%) DALAM PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN AYAM KAMPUNG SELAMA PENYIMPANAN SUHU 27oC DAN 5oC Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak bawang merah di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Kabupaten Malang pada tanggal 3 sampai 14 Desember 2018. Dilakukan pra penelitian pada tanggal 17 hingga 18 Desember 2018 serta dilakukan penelitian semen ayam kampung di Laboratorium Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (POLBANGTAN) Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 19 Desember 2018 sampai 26 Februari 2019. Semen ayam kampung yang digunakan mempunyai nilai motilitas massa (++) dan motilitas individu 40%. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium (experimental laboratory) dengan 4 perlakuan yaitu P0 (semen segar + Ringer Dextrose + ekstrak bawang merah 0%), P1 (semen segar + Ringer Dextrose + ekstrak bawang merah 2%), P2 (semen segar + Ringer Dextrose + ekstrak bawang merah 4%) dan P3 (semen segar + Ringer Dextrose + ekstrak bawang merah 6%). Data dianalisi dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan semen ayam kampung segar setelah dilakukan pemeriksaan makroskopis yaitu volume 0,5±0,06 ml/ejakulasi, warna putih susu, pH 7, konsistensi 3,74±1,30 dan mikroskopis yaitu motilitas massa (+++), motilitas individu 92,90±2,60%, viabilitas 94,80±1,41% dan abnormalitas 6,06±1,84%. Motilitas individu setelah dilakukan pengenceran pada penyimpanan suhu 27oC memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dengan motilitas massa 49,17±5,85%, viabilitas 59,74±5,35% dan abnormalitas 24,82±6,56%. Sedangkan pada suhu 5oC memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dengan motilitas individu 55,83±3,76% dan viabilitas 79,08±5,20% namun untuk nilai abnormalitas tidak memberikan pengaruh yang sangat tidak nyata (P>0,01) yaitu P0 24,90±1,43%, P1 20,74±3,70%, P2 19,17±5,10% dan P3 21,05±2,64% dengan pengamatan pada jam ke-6 dan jam ke-8. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak bawang merah ke dalam pengencer ekstrak bawang merah mampu mempertahankan kualitas semen ayam kampung dengan konsentrasi 4% pada suhu 5oC hingga jam ke-8 dan dapat diaplikasikan pada proses inseminasi buatan (IB). Sedangkan dengan penambahan ekstrak bawang merah 2% pada suhu 27oC mampu mempertahankan kualitas spermatozoa ayam kampung hingga pada jam ke-2 untuk mendapatkan nilai abnormalitas yang baik dan dapat diaplikasikan pada proses inseminasi buatan (IB). Saran dari hasil penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pada inseminasi buatan (IB) untuk mengetahui nilai fertilitas pada tiap perlakuan.