Pengaruh Penambahan Tanin Tepung Biji Buah Pinang (Areca cathecu L.) pada Ampas Tahu Terhadap Kecernaan Bahan Kering (KcBK), Kecernaan Bahan Organik (KcBO) dan NH3 secara In Vitro

Main Author: Rahmatullah, Muhammad Rizqi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176600/
Daftar Isi:
  • Ternak ruminansia dapat berkembang dan berproduksi dengan baik, ternak ruminansia memerlukan nutrien yang cukup. Salah satu kebutuhan nutrien pada ternak yang harus diperhatikan yaitu protein. Nutrien tersebut sebaiknya berasal dari pakan yang bermutu tinggi, ekonomis dan tidak bersaing dengan manusia. Ampas tahu merupakan bahan pakan sumber protein yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yakni sekitar 22,19%. Sehingga hal ini sangat baik digunakan sebagai bahan pakan pada ternak ruminansia, protein yang cukup tinggi dari ampas tahu dapat dengan mudah didegradasi oleh rumen sehingga protein ampas tahu tidak mengalami proses by pass. By pass protein dari ampas tahu dapat ditingkatkan melalui berbagai macam penambahan, salah satunya adalah dengan menggunakan penambahan tanin pada bahan pakan. Biji pinang merupakan salah satu bahan tambahan yang memiliki kandungan tanin yang cukup tinggi, yaitu 17,22%. Sehingga dengan adanya penambahan biji pinang pada ampas tahu harapannya hal tersebut mampu menurunkan nilai kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organic (KcBO) dan nilai konsentrasi amonia (NH3) pada ampas tahu. Penelitian ini dilaksanakan pada 11 Mei 2018 sampai 25 Juli 2018 di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan konsentrasi ammonia (NH3) dengan secara in-vitro terhadap proteksi protein dari tanin tepung biji buah pinang pada ampas tahu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber infomasi dan evaluasi mengenai nilai kecernaan dan konsentrasi dari ampas tahu yang ditambahkan beberapa level tepung biji buah pinang (Areca catechu L.) serta dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas tahu dan biji pinang (Areca catechu L.) yang dijadikan tepung. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah P0 (0%), P1 (10%), P2 (15%), dan P3 (20%). Variabel yang diamati adalah nilai kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), dan konsentrasi amonia (NH3). Data hasil penelitian dianalisa dengan analisa ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) jika menunjukkan perbedaan yang nyata atau sangat nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perlakuan menggunaan penambahan tepung biji buah pinang sebagai sumber tanin untuk memproteksi protein ampas tahu memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada nilai kecernaan bahan kering (KcBK) dan nilai kecernaan bahan organik (KcBO). Hasil rataan nilai KcBK pada inkubasi 48 jam berturut-turut dari terbesar adalah pada P0 (60,55 + 2,55b), P1 (54,21 + 3,96ab), P2 (51,57 + 0,434a) dan P3 (49,85 + 0,587a). Hasil rataan nilai KcBO mulai dari nilai terbesar berturut-turut adalah P0 (63,08 + 1,77b), P1 (57,30 + 4,32ab), P2 (54,73 + 1,17a) dan P3 (53,21 + 0,69a). Hasil rataan nilai konsentrasi NH3 pada masa inkubasi 12 jam P0 (25,84 + 3.31b), P1 (22,96 + 1.03b), P2 (21,98 + 1,09ab), dan P3 (17,99 + 0.63a). Hasil rataan konsentrasi NH3 pada masa inkubasi 24 jam P0 (24,27 + 1,75 mM b), P1 (19,72 + 2,56 mMa), P2 (19,08 + 2,68 mM a), dan P3 (18,94 + 1,63 mM a). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulan bahwa proteksi protein ampas tahu menggunakan tanin tepung biji buah pinang berpengaruh terhadap nilai kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organic (KcBO), dan konsentrasi NH3. Saran dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil penelitian disarankan perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan tanin biji buah pinang yang dilakukan dengan menggunakan pakan lengkap serta penambahan konsentrasi tanin untuk mengikat protein dari ampas tahu secara in-vitro dan in-vivo.