Studi Perbandingan Kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF) Metode Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen, dan Van Breen di Stasiun Jabung, Kabupaten Malang

Main Author: Dwirani, Yosie
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176573/1/Yosie%20Dwirani.pdf
http://repository.ub.ac.id/176573/
Daftar Isi:
  • Perencanaan bangunan drainase yang baik membutuhkan masukan data hujan yang akan diubah menjadi intensitas hujan, nantinya akan ditampilkan dalam bentuk Kurva IDF. Kurva IDF ini merupakan hubungan antara intensitas hujan, durasi, dan frekuensi atau kala ulang. Intensitas hujan yang sangat tinggi akan menyebabkan limpasan permukaan yang berdampak negatif dan bangunan drainase tidak dapat menampung limpasan yang terus terjadi. Dengan adanya Kurva IDF akan mempermudah perhitungan debit banjir rencana. Sehingga di lokasi studi ini akan dicoba perhitungan dengan metode Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen, dan Van Breen untuk mengetahui metode intensitas hujan yang paling sesuai di lokasi studi. Lokasi studi berada di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, dengan panjang data selama 7 tahun (2010-2017). Dengan mempertimbangkan panjang data yang terbatas, maka teknik Partial Series dilakukan untuk menambah jumlah data hujan. Data hujan maksimum tahunan yang sudah terpilih berdasarkan durasi selanjutnya dilakukan dengan Partial Series. Dikarenakan keterbatasan data cara ini dilakukan untuk memperbanyak data perhitungan. Perhitungan intensitas hujan dilakukan dengan metode Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen, dan Van Breen. Hasil perhitungan intensitas hujan akan dibandingkan dengan hasil pengukuran intensitas hujan dari alat ukur otomatis. Indikator dalam memilih metode yang sesuai dilakukan dengan cara menghitung Deviasi Rata-rata, Kesalahan Relatif (Kr), dan Koefisien Efisiensi Nash Sutcliffe (ENS). Hasil perhitungan untuk pemilihan metode yang sesuai yaitu dengan membandingkan intensitas hujan metode empiris (Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen dan Van Breen) dan intensitas hujan rancangan didapatkan Metode Talbot yang paling sesuai digunakan di lokasi studi. Metode Talbot memiliki nilai Deviasi Rata-rata 1,488, Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata sebesar 8,638%, dan Koefisien Nash Sutcliffe (ENS) rata-rata sebesar 0,975. Kemudian dilakukan validasi metode terpilih menggunakan kala ulang 2 tahun dan 5 tahun dengan membandingkan intensitas hujan metode empiris dan intensitas hujan pengamatan berdasarkan peluang dari kala ulang dengan hasil nilai Deviasi Rata-rata sebesar 2,217 dimana hasilnya lebih besar dari nilai sebelumnya, untuk nilai Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata sebesar 15,111%, dan Koefisien Nash Sutcliffe (ENS) rata-rata sebesar 0,934.