Penggambaran Feminisme Pada Film Wonder Woman (2017) (Studi Analisis Wacana Kritis Sara Mills)

Main Author: Safitri, Feni Yusnia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176442/
Daftar Isi:
  • Film menjadi menjadi salah satu media sebagai refleksi dari banyaknya ketidakadilan gender di masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai kelompok tertindas. Fenomena tersebut sering dijumpai termasuk pada ketokohan film. Wonder Woman (2017) menjadi salah satu konstruksi media yang di dalamnya tidak lepas dari permasalahan sosial dalam masyarakat. Karakter utama film, bernama Diana Prince sebagai ikon feminisme yang menanamkan sudut pandang kepada masyarakat kontemporer bahwa, perempuan bisa menjadi setara dengan laki-laki seandainya diberikan kesempatan untuk turut andil dalam otonomi sosial, politik maupun seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggambaran feminisme dalam film Wonder Woman yang ditunjukkan melalui tokoh utama perempuan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan kritis. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Sara Mills dan teori standpoint milik Sandra Harding dan Julia Wood dengan memusatkan perhatian pada posisi subjek-objek serta pengaruhnya pada pemaknaan khalayak. Hash penelitian menunjukkan bahwa konstruksi yang ditekankan sutradara terhadap sosok perempuan melalui tokoh superhero Wonder Woman (2017) merujuk pada klasifikasi konsep feminisme liberal. Terdapat 7 isu feminisme yang diangkat dalam film tersebut, ialah pemberdayaan perempuan, perempuan mampu memimpin, keterlibatan laki-laki, kebebasan perempuan dalam mengemukakan pendapat dan berekspresi, tokoh perempuan yang aktif di ranah publik, lesbian hingga perempuan sebagai tokoh sentral yang agresif. Sepanjang alur film, perempuan diposisikan sebagai subjek dan objek dalam waktu yang bersamaan. Meski superhero Wonder Woman (2017) memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi diri serta kemampuan dalam menyampaikan pendapatnya terkait ketimpangan gender yang teriadi di masyarakat. Wonder Woman juga digambarkan sebagai objek secara seksual dalam alur cerita maupun industri media bagi penonton