Pengaruh Substitusi Pollard Dengan Kulit Ari Kedelai Pada Kambing Peranakan Etawa (Pe) Terhadap Konsumsi Dan Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik

Main Author: Apriliayanti, Delia Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176302/1/Delia%20Wahyu%20Apriliayanti%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176302/
Daftar Isi:
  • Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak diminati masyarakat karena mempunyai nilai jual yang relatif tinggi, mampu beradaptasi diberbagai lingkungan, pengembangannya cukup mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas dalam pemeliharaannya. Pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan produktivitas ternak, sehingga perlu juga didukung oleh penyediaan pakan yang baik dan dalam jumlah yang cukup. Pakan ternak ruminansia umumnya dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Peningkatan produktivitas ternak biasanya menghadapi kendala persaingan untuk mendapatkan sumber pakan serta semakin tinggi biaya pakan. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara mencari sumber bahan pakan baru sebagai alternatif yang relatif murah, mudah didapat dengan kandungan nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan ternak. Salah satu limbah agroindustri yang dapat dijadikan sebagai pakanx alternatif yaitu kulit ari kedelai yang dapat digunakan sebagai pakan pengganti seluruh atau sebagian konsentrat untuk memacu pertumbuhan. Zat gizi yang terkandung pada kulit ari kedelai yaitu: bahan kering 14,26%, protein kasar 13,27%, serat kasar 51,89%, lemak kasar 1,27%, Abu 2,34%, TDN 64,55% (Yurleni, 2017). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2018 sampai dengan 20 Februari 2019. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Madukara Farm Desa Banaran Kecamatan Bumiaji Kota Batu dan analisis kandungan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan Laboratorium Pakan Ternak Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh substitusi pollardsebagai satusatunya konsentrat dengan kulit ari kedelai terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada ternak kambing Peranakan Etawa (PE). Materi yang digunakan dalam penelitian adalah kambing perah PE sebanyak 12 ekor yang dipilih berdasarkan produksi susunya. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan secara in vivo. Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Bahan pakan yang digunakan adalah konsentrat yang terdiri dari pollard (yang disuplementasi dengan susu A, mineral, molasses serta vitamin) dan kulit ari kedelai serta hijauan berupa rumput gajah dan klobot jagung. Adapun perlakuan penelitian yang dilakukan sebagai berikut P0 50% kulit ari kedelai + 50% pollard, P1 55% kulit ari kedelai + 45%xi pollard, P2 60% kulit ari kedelai + 40 % pollard, P3 65% kulit ari kedelai + 35% pollard. Variabel yang diamati adalah konsumsi BK (KBK), konsumsi BO (KBO), kecernaan BK (KcBK) dan kecernaan BO (KcBO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik. KBK dan KBO terbaik terdapat pada perlakuan P3 yaitu secara berturut-turut 1697,05±3,33 dan 1603,61±2,70 g/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan pakan memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik. KcBK dan KcBO tertinggi pada perlakuan P2 yaitu secara berturut 83,60±1,20 dan 81,76±1,25. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penggunaan substitusi pollard dengan kulit ari kedelai pada pakan konsentrat kambing perah Peranakan Etawa (PE) sampai taraf 65% dapat meningkatkan konsumsi bahan kering dan bahan organik. Disarankan bahwa kulit ari kedelai dapat menggantikan pollard sampai 65% sebagai pakan konsentrat dengan alasan karena memiliki harga lebih murah. Namun perlu adanya penambahan bahan pakan lain yang mengandung sumber energi, sehingga kebutuhan nutrien dalam pakan lebih tercukupi.