Pengaruh Penambahan Level Jus Tape Singkong Terhadap Kualitas Silase Tebon Jagung (Zea Mays)

Main Author: Giantana, Intan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176296/1/Intan%20Giantana%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176296/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang serta laboratorium pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Maret-Mei 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penambahan berbagai level jus tape singkong terhadap kualitas silase tebon jagung dalam hal kualitas fisik yang meliputi warna, aroma, tekstur, jamur, pH silase, dan kandungan nutrisi silase yang terdiri dari bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan lemak kasar (LK). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang penggunaan jus tape sebagai aditif dalam pembuatan silase tebon jagung dari segi kualitas fisik, pH, maupun kandungan nutrisi serta hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitianpenelitian berikutnya.viii Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi singkong, ragi singkong, daun pisang, tisu, tebon jagung berusia 80 hari, serta bahan-bahan untuk uji proksimat dan pH silase berupa aquades, NaOH, H2SO4, tablet Kjeldahl, EDTA, HCl, aceton, buffer pH 4 dan buffer pH 7. Sedangkan alat-alat yang digunakan yakni plastik bening, pisau, gunting, tali rafia, sendok, timbangan digital, karung, ember, vacuum cleaner, nampan, toples, blender, cawan porselin, cawan filtrasi, oven pengering 600C, oven pengering 1050C, tanur 500- 6000C, labu kjeldahl, alat destruksi, alat destilasi, alat titrasi, erlenmayer, beaker glass, gelas ukur, kertas sampel, serta pH meter. Metode yang digunakan adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan menggunakan tiga level penambahan jus tape singkong yang berbeda-beda dan satu perlakuan kontrol. Keempat perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, sehingga didapatkan 12 unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi, P0 : tebon jagung + jus tape singkong 0%, P1 : tebon jagung + jus tape singkong 3%, P2 : tebon jagung + jus tape singkong 6%, P3 : tebon jagung + jus tape singkong 9%. Data analisis menggunakan sidik ragam ANOVA dan uji lanjut ditentukan menurut koefisien keragaman (KK) dengan Uji Beda Nyata Jujur (KK< 5%), Uji Beda Nyata Terkecil (5%<KK<10%) atau Uji Jarak Berganda Duncan (KK>10%). Hasil dari penelitian ini adalah penambahan jus tape singkong dapat meningkatkan kualitas fisik silase dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Secara umum warna silase hijau kecoklatan, berbau asam, berteksturix halus dan tidak ada lendir serta jamur. Penambahan jus tape singkong sangat berpengaruh nyata terhadap pH silase tebon jagung (P<0,01), pH akhir silase yakni P0 sebesar 4,64±0,05a, P1 sebesar 4,25±0,08b, P2 sebesar 4,22±0,03b dan P3 sebesar 4,20±0,01b. Penambahan jus tape singkong tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan dan penurunan nutrisi berupa bahan kering (BK) serta bahan organik (BO) silase tebon jagung (P>0,05). Kandungan BK silase (%) yakni P0 18,51±0,34, P1 18,11±0,11, P2 18,09±0,37 dan P3 17,79±0,42. Penurunan BK silase riil (g) pada P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yakni 20,80±3,73, 22,77±1,12, 22,97±3,74 dan 26,03±4,22. Kandungan BO silase(%) yakni P0 92,93±0,51, P1 93,00±0,33, P2 93,20±0,33 dan P3 92,01±0,70. Penurunan BO silase riil (g) pada P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yakni 13,52±2,63, 17,07±1,57, 16,90±4,04 dan 21,89±3,14. Sedangkan penambahan jus tape singkong sangat berpengaruh nyata terhadap kandungan dan penurunan nutrisi berupa protein kasar (PK), serat kasar (SK) dan lemak kasar (LK) silase (P<0,01). Kandungan PK silase (%) yakni P0 11,67±0,36a, P1 13,42±0,33b, P2 13,42±0,23b dan P3 13,89±0,05c. Penurunan PK silase riil (g) pada P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yakni 5,99±0,91b, 2,97±0,60a, 2,75±0,70a dan 2,56±0,50a. Kandungan serat kasar silase (%) yakni P0 23,67±0,20a, P1 23,07±0,24ab, P2 22,41±0,30b dan P3 sebesar 21,28±0,30c. Penurunan SK silase riil (g) pada P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yakni 4,50±1,13a, 6,54±0,61b, 7,77±0,99b dan 10,48±0,80c. Kandungan lemak kasar silase (%) yakni P0 1,77±0,09a, P1 2,04±0,07b, P2 2,18±0,30b dan P3 2,30±0,06c. Perubahanx LK silase riil (g) pada P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yakni 1,17±0,21a, 1,59±0,10b, 1,84±0,19bc dan 1,99±0,17c. Penambahan jus tape singkong pada level yang berbeda meningkatkan kualitas fisik silase yakni percepatan perubahan warna, tekstur yang lebih lunak, aroma yang baik (asam dan tidak busuk), serta tidak adanya jamur, penambahan jus tape singkong mempercepat penurunan pH silase, sehingga pada akhirnya nilai pH silase termasuk kategori baik. Pada kualitas nutrisi silase, penambahan jus tape singkong meningkatkan kandungan lemak kasar dan protein kasar serta menurunkan kandungan serat kasar. Perlakuan yang menghasilkan kualitas silase terbaik yakni P3 (tebon jagung ditambah jus tape singkong 9%). Hal ini dibuktikan dengan kualitas fisik yang baik, capaian pH yang paling rendah pada setiap minggunya dan kualitas nutrisi yang terbaik dari segi BK, BO, PK, SK dan LK silase.Saran untuk penelitian selanjutnya yakni untuk mempelajari lebih lanjut efek dari lama pemeraman jus tape singkong terhadap jumlah bakteri asam laktat dan Water Soluble Carbohydrate (WSC) sehingga didapatkan kualitas silase yang optimal, serta menguji lebih lanjut tentang kecernaan silase tebon jagung pada ternak ruminansia baik secara in vivo ataupun in vitro.