Pengaruh Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter Pada Kompos Feses Sapi Sebagai Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Edamame (Glycine Max L. Merill)

Main Author: Adhamurti, Niken Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176253/1/Niken%20Ayu%20Adhamurti%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176253/
Daftar Isi:
  • Feses sapi merupakan salah satu limbah yang cukup banyak menimbulkan permasalahan lingkungan. Hal ini didukung dengan semakin meningkatnya populasi sapi di Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik (2019) pada tahun 2018 di Provinsi Jawa Timur sudah terdapat sebanyak 4.657.567 ekor sapi potong dan 283.311 ekor sapi perah. Seiring dengan meningkatnya populasi sapi tersebut, maka limbah feses yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Seperti yang diketahui bahwa satu ekor sapi dewasa mampu menghasilkan limbah (feses dan urin) sekitar 25 kg per hari. Berdasarkan banyaknya jumlah limbah yang dihasilkan dari satu ekor sapi per hari tersebut apabila dikalikan dengan jumlah populasi secara keseluruhan, sehingga diperlukan manajemen pengolahan limbah yang baik agar tidak mencemari lingkungan. Manajemen pengolahan limbah feses sapi yang paling mudah dilakukan adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk. Upaya ini dilakukan selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan, juga untuk memberikan nilai tambahxii dari limbah itu sendiri. Limbah feses sapi memiliki kandungan unsur hara dan mikroorganisme yang lebih kaya jika dibandingkan dengan limbah pertanian. Hal ini semakin menambah nilai pemanfaatan limbah feses sapi jika digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, salah satunya kompos. Pemanfaatan limbah feses sapi sebagai kompos, selain dapat meningkatkan produksi tanaman juga dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik. Edamame merupakan salah satu leguminosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun pakan ternak. Edamame memiliki potensi dalam hal produksi lebih tinggi daripada produksi tanaman kedelai biasa. Pertumbuhan Edamame sangat ditentukan oleh ketersediaan nutrisi media sebagai tempat pertumbuhannya. Media tanam harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman agar pertumbuhan dan produktivitasnya optimal. Komposisi media tanam memerlukan unsur hara seperti N, P, K, C/N, BO dan C organik. Kandungan unsur hara tersebut umumnya sudah terdapat di dalam feses sapi, namun masih dalam kadar yang relatif rendah, sehingga diperlukan suatu perlakuan untuk meningkatkan kandungan unsur hara tersebut. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan kultur mikroba Azotobacter sebagai aktivator yang ramah lingkungan. Penambahan kultur mikroba Azotobacter sebagai dekomposer selain dapat mempercepat proses pengomposan juga dapat meningkatkan kandungan unsur hara kompos. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dosis penambahan kultur mikroba Azotobacter pada kompos feses sapi sebagai media tanam Edamame. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 November 2018 – 20 Februari 2019 di Desa Bumiaji, Batu. Tujuan dari penelitian inixiii adalah untuk mengetahui dosis terbaik dari penambahan kultur mikroba Azotobacter pada kompos feses sapi sebagai media tanam dalam meningkatkan kandungan unsur hara kompos dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan Edamame ditinjau dari tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah feses sapi, sekam, bekatul, kultur mikroba Azotobacter, molases, air dan biji Edamame. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri 4 perlakuan, yaitu P0 (tanpa penambahan kultur mikroba Azotobacter), P1 (penambahan 1,5% kultur mikroba Azotobacter), P2 (penambahan 2,5% kultur mikroba Azotobacter) dan P3 (penambahan 3,5% kultur mikroba Azotobacter). Setiap 6 kelompok ulangan terdiri dari 3 unit percobaan, sehingga terdapat 72 unit percobaan. Data dari 72 unit percobaan dirata-rata untuk setiap ulangannya dan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01), maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter pada kompos feses sapi sebagai media tanam dapat meningkatkan kandungan unsur hara kompos sesuai standar SNI 19-7030-2004, yaitu minimum mengandung N total 0,40%, P 0,10%, K 0,20%, C/N 10-20, BO 27-58%, C organik 9,80-32%, dan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun dengan P3 (penambahan 3,5% kultur mikroba Azotobacter) sebagai perlakuan terbaik yang menunjukkan rataan masing-masing variabel pada umur 8 minggu, yaitu tinggi tanaman 26,14 cm, jumlah cabang 9,53 cabang dan jumlah daun 25,12 helai daun