Perbandingan Tingkat Prevalensi Endoparasit Pada Bangsa Sapi Peranakan Ongole (Po) Dan Silangannya Dengan Limousine (Limpo)

Main Author: Putra, Dika Satria Noor Sasono
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176224/1/Dika%20Satria%20Noor%20Sasono%20Putra%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176224/
Daftar Isi:
  • Sapi PO (Peranakan Ongole) merupakan salah satu plasma nutfah sapi potong indigenous. Sapi PO memiliki beberapa keunggulan yaitu seperti daya adaptasi di iklim tropis yang tinggi, tahan terhadap panas, tahan terhadap gangguan parasit dan daya cerna yang baik terhadap pakan yang mengandung serat kasar yang tinggi. Sapi Limousin Peranakan Ongole (LIMPO) merupakan sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Limousin dengan induk sapi PO, kebanyakan sapi-sapi ini merupakan hasil perkawinan IB. Sapi Limpo sebagai turunan sapi tipe besar secara genetik mempunyai laju pertumbuhan yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan sapi PO. Penyakit pada ternak akibat cacing parasit dapat merugikan secara ekonomis, karena dapat menurunkan produktivitas dari ternak tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Perbandingan tingkat prevalensi dan intensitas infeksi telur cacing parasit pada sapi potong Peranakan Ongole (PO) dengan sapi LIMPO. Sebanyak 100 feses dari sapi PO dan LIMPO di peternakan rakyat di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan diteliti terhadap kemungkinan adanya infeksi cacing. Indikasivi adanya infeksi cacing berdasarkan ditemukannya telur cacing pada feses dengan memakai metode Apung untuk cacing Nematoda dan Cestoda dengan menggunakan larutan garam jenuh dan metode sedimentasi untuk pemeriksaan cacing Trematoda. Pemeriksaan jumlah telur cacing memakai alat hitung Whitlock. Pemeriksaan feses dilakukan di Laboratorium UPT Kesehatan Hewan milik Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur di Kecamatan Pakis Malang. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah prevalensi infeksi cacing dan derajat infeksi (dilihat dari jumlah telur cacing tiap gram feses/TPG). Metode penelitian ini menggunakan survei dengan porposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Pebruari dan Maret 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel feses sapi yang diambil di kecamatan Grati, Pasuruan, Jawa Timur mengandung parasit Nematoda dan Trematoda Telur cacing parasit yang ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu: Fasciola sp, Strongyle sp dan Paramphistomum sp. Prevalensi infeksi tertinggi disebabkan oleh Strongyle sp. (11%) dan terendah Paramphistomum (4%). Intensitas infeksi tertinggi berasal dari jenis Strongyle sp (1.100 butir/individu) dan intensitas terendah adalah Paramphistomum sp (200 butir/individu). Infeksi pada sapi juga dapat terjadi secara tunggal atau campuran (terdiri atas dua maupun lebih cacing parasit). Prevalensi infeksi tertinggi adalah infeksi tunggal oleh Nematoda sebesar 36% dan prevalensi infeksi terendah bersifat campuran Nematoda dan Cestoda sebesar 22%. Tingkat prevalensi dan Intensitas telur cacing parasit di Kecamatan Grati, Pasuruan Jawa Timur sapi PO dan LIMPO masih tergolong rendah.