Penambahan Tepung Limbah Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa) Dalam Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan Dan Umur Pertama Bertelur Pada Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Main Author: Wardhana, Reza
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176166/1/Reza%20Wardhana%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/176166/
Daftar Isi:
  • Rumput laut merupakan salah satu potensi sumber daya laut yang produksinya cukup melimpah tetapi masih belum banyak dimanfaatkan sebagai pakan tambahan secara optimal di Indonesia. Keistimewaan rumput laut dapat dibudidayakan di tambak tidak terlalu luas. Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber protein, mineral, vitamin dan antioksidan. Kandungan protein rumput laut (Gracilaria verrucosa) sekitar 10 – 30% dari berat kering dan kandungan kalsium dalam rumput laut mencapai 7% dari berat kering. Rumput laut untuk pakan ternak di Indonesia belum digunakan dan diolah secara optimal, di Jepang pemberian pakan ternak puyuh dengan rumput laut jenis Porphyra atropurpurae dengan level 2,5 sampai 10% dari total pemberian pakan memberikan hasil yang baik, dapat meningkatkan kesehatan puyuh, bobot telur dan produksi telur cukup tinggi, kekuatan kulit telur serta daya tetas. Berdasarkan karakterisasi limbah diketahui bahwa limbah pengolahan rumput laut terdiri dari dua fase yakni fase cair dan fase padat. Fase cair berasal dari pencucian dan presipitasi ekstraksi rumput laut, sedangkan fase padat berasal dari pemisahan ekstrak rumput laut dari padatannya. Komposisi utama fase padat adalah selulosa, sedangkan komponen lainnya adalah protein, vitamin, karbohidrat, serat dan mineral. Kadar air fase padat dapat mencapai 68,4%, kadar abu 31%, dan kadar serat 20,1%. Penelitian dilaksanakan berkelompok di peternakan rakyat milik Bapak Samsul Hadi yang berlokasi di Jalan Tamanu Diharjo RT 18 RW 06 Dusun Bunder Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 September hingga 25 November 2018, Pengambilan data untuk variabel pengamatan pada tanggal 24 September sampai 30 Oktober 2018 (36 hari). Analisis proksimat tepung limbah rumput laut dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Mutuv dan Keamanan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Tepung limbah rumput laut di produksi secara kelompok dengan metode pengeringan menggunakan sinar matahari secara langsung dan oven. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) terhadap performa produksi burung puyuh seperti konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan umur pertama kali bertelur. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) umur 14 hari dengan jumlah 120 ekor yang diperoleh dari Pare, Kediri dan dipelihara selama 36 hari. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan lengkap puyuh petelur berbentuk mesh yang di produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia,Tbk serta pakan perlakuan berupa limbah rumput laut yang sudah di tepungkan. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan percobaan yang di rancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Perlakuan yang digunakan sebanyak 4 dengan 6 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit kandang percobaan. Masing-masing unit kandang percobaan terdapat 5 ekor puyuh umur 14 hari. Adapun perlakuan yang diberikan kepada puyuh yaitu P0= Pakan basal tanpa bahan perlakuan, P1= Pakan basal + tepung limbah rumput laut 2,5%, P2= Pakan basal + tepung limbah rumput laut 7,5%, P3= Pakan basal + tepung limbah rumput laut 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung limbah rumput laut pada pakan puyuh memberikan perbedaan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan umur pertama bertelur. Hasil penelitian terhadap konsumsi pakan yaitu P0 (123,40±1,05 g/ekor/minggu), P1 (122,69±0,84 g/ekor/minggu), P2 (123,30±1,45 g/ekor/minggu) dan P3 (122,68±0,48 g/ekor/minggu). Perbedaan pengaruh tidak nyata terhadap pertambahan bobot badan yaitu P0 (23,86±0,61 g/ekor/minggu), P1 (23,26±0,78 g/ekor/minggu), P2 (23,47±0,33 g/ekor/minggu) dan P3 (22,98±0,31 g/ekor/minggu). Perbedaan pengaruh tidak nyata terhadap konversi pakan yaitu P0 (5,18±0,11), P1 (5,31±0,18), P2 (5,28±0,05) dan P3 (5,34±0,10). Perbedaan pengaruh terhadap umur pertama kali bertelur yaitu P0 (47,83±2,23 hari), P1 (48,17±2,04 hari), P2 (49,50±2,74 hari) serta P3 (51,33±2,34 hari). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberian tepung limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) dengan level 2,5% 7,5%, 10% tidak mempengaruhi terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan umur pertama kali bertelur. Saran yang dapat diberikan diharapkan penelitian selanjutnya dilanjutkan dengan penambahan level tepung limbah rumput laut (Gracilaria verrucosa) di bawah 2,5%.