Hubungan Polimorfisme Interferon Gamma +874T/A Dengan Kerentanan Dan Derajat Keparahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Malang Indonesia
Main Author: | Alvianto, David |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176154/1/12.%20Lampiran%20penelitian%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176154/2/David%20Alvianto%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176154/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan dunia. Dari semua orang yang terinfeksi tuberkulosis hanya sebagian kecil berkembang menjadi sakit tuberkulosis. Masih belum jelas penyebab mengapa seseorang yang terinfeksi tuberkulosis bisa menjadi sakit sementara yang lainnya bisa bertahan dari infeksi tersebut. Faktor genetik dipercaya mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap infeksi tuberkulosis. IFN-γ merupakan sitokin kunci dalam patogenesis infeksi tuberkulosis. Tujuan: Mengetahui hubungan polimorfisme IFN-γ +874T/A dengan kerentanan dan derajat keparahan penyakit tuberkulosis paru. Metode: Penelitian case control dari Maret 2018 sampai Mei 2018 melibatkan 80 orang yang terdiri dari 27 penderita tuberkulosis paru sensitif obat, 27 penderita tuberkulosis paru resisten obat dan 26 subjek sehat di Malang Indonesia. Pemeriksaan polimorfisme menggunakan metode Elektroforesis multipleks. Hasil: Polimorfisme IFN-γ +874 alel A dan genotip AA meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya tuberkulosis paru (baik sensitif obat maupun resisten obat) (OR: 9.8, 95% CI 2.955-32.506, p <0.001; dan OR: 18.85, 95% CI 4.340– 81.864, p<0.001). Genotip AA secara signifikan berhubungan dengan gambaran lesi luas pada foto toraks (p=0.007) dan juga dengan jumlah kuman Mtb yang banyak dalam sputum (p=0.029). Kesimpulan: Polimorfisme Interferon Gamma +874 alel A dan genotip AA meningkatkan kerentanan terhadap tuberkulosis paru dan berhubungan dengan derajat penyakit tuberkulosis paru yang lebih berat.