Pemanfaatan Biji Alpukat (Persea americana Mill) dalam Pakan terhadap Konsumsi, HDP dan Konversi Pakan pada Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Main Author: | Achmadi, Puspita Cahya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176111/ |
Daftar Isi:
- Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu ternak yang mudah dibudidayakan dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur mencapai 250-300 butir/ekor/tahun. Puyuh memiliki masa pemeliharaan yang singkat dan mudah. Keistimewaan lain puyuh yaitu siklus hidup yang pendek, tubuh kecil sehingga tidak memerlukan tempat yang luas dalam pemeliharaannya. Alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur didaerah tropis seperti Indonesia dan merupakan salah satu jenis buah yang digemari oleh masyarakat. Namun demikian, biji alpukat yang merupakan salah satu hasil produk pertanian masih belum dimanfaatkan dengan maksimal. Biji alpukat sampai saat ini hanya dibuang sebagai limbah. Penelitian dilaksanakan di peternakan milik bapak Syamsul yang berlokasi di Dusun Bunder RT.07/RW.02, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus Sampai dengan 23 Oktober 2018. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan pengaruh perbedaan penambahan persentase biji alpukat (Persea americana Mill) dalam pakan terhadap konsumsi, HDP dan konversi pakan pada puyuh (Coturnix coturnix japonica). Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk menentukan pemanfaatan tepung biji alpukat (Persea americana Mill) yang baik. Serta sebagai pedoman untuk pemberian pakan yang baik pada puyuh. Materi penelitian yaitu biji alpukat (Persea americana Mill) yang telah mengalami penepungan, pakan basal merupakan pakan komersil dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, dan puyuh berumur 14 hari dengan jumlah 120 ekor yang diperoleh dari Kediri, Jawa Timur dengan koefisien keragaman telur 9,01%. Pengambilan data dilakukan pada saat puyuh berumur 50 hari sampai 77 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan yaitu, P0 (perlakuan tanpa penambahan tepung biji alpukat), P1 (pakan basal +1,5 % tepung biji alpukat), P2 (pakan basal + 2,0 % tepung biji alpukat), P3 (pakan basal + 2,5 % tepung biji alpukat) dengan ulangan enam kali dan pada setiap ulangan terdapat 5 ekor puyuh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung biji alpukat (Persea americana Mill) sebagai bahan tambahan alternatif tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, Hen Day Production (HDP) dan konversi pakan. Rataan konsumsi pakan (P0) 24,12±0,42 g/ekor/hari; (P1) 23,62±1,19 g/ekor/hari; (P2) 23,82±0,72 g/ekor/hari; (P3) 23,96±0,84 g/ekor/hari. HDP dengan rataan (P0) 59,53±4,85%; (P1) 57,32±4,51%; (P2) 54,66±2,91%; (P3) 53,23± 4,22%. Konversi pakan rataan (P0) 3,87±0,28; (P1)4,04±0,27; (P2)4,16±0,24; (P3) 4,17±0,21. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsumsi pakan dan Hen Day Production (HDP) serta konversi pakan tidak dapat meningkatkan konsumsi dan HDP serta tidak dapat menurunkan konversi pakan puyuh (Coturnix coturnix japonica). Di dalam tepung biji alpukat (Persea americana Mill) terdapat zat anti nutrisi berupa tanin yang tidak dapat dicerna secara maksimal oleh puyuh (Coturnix coturnix japonica). Sehingga dapat disarankan sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penurunan level penggunaan tepung biji alpukat (Persea americana Mill) dalam pakan puyuh (Coturnix coturnix japonica).