Penampilan Produksi Domba Ekor Tipis Betina Pada Berbagai Umur Di Daerah Tambak Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan
Main Author: | Zen, Fadillah Zulhij |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176096/1/Fadillah%20Zulhij%20Zen%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176096/ |
Daftar Isi:
- Domba merupakan salah satu ternak ruminansia yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (2018) melaporkan bahwa pada tahun 2018 di provinsi Jawa Timur populasi ternak domba mencapai 1.378.409 ekor. Perawatan dan manajemen pemeliharaan yang lebih mudah dari pada ternak ruminansia besar serta kebutuhan akan daging yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadikan salah satu alasan peternak untuk membudidayakan ternak domba. Kabupaten Pasuruan merupakan daerah di Jawa Timur yang mempunyai area pertambakan yang cukup luas sekitar 18.819.04 Ha (Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Pasuruan, 2018). Masyarakat memelihara domba dan kambing disekitar area tersebut untuk meningkatkan efektifitas fungsi area sekitar tambak. Pada daerah pertambakan terdapat tumbuhan api-api yang sering dikonsumsi oleh hewan ternak. Hasil analisis tumbuhan api-api (A. marina) menunjukan bahwa kandungan vitamin B sebesar 2,64 mg/100 g, Vitamin C sebesar 15,32 mg/100 g, serat sebanyak 8,7%, karbohidrat sebanyak 13% dan kandungan mineral yang tinggi sehingga pemanfaatannya sesuai sebagai sumber hijauan pada pakan ternak. Bobot badan domba dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan penimbangan dan pendugaan. Parameter yang digunakan untuk pendugaan bobot badan domba ekor tipis (DET) betina padaviii daerah pertambakan, meliputi lingkar dada, tinggi badan, dan panjang badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan produksi dan korelasi antara lingkar dada dengan bobot badan domba ekor tipis betina pada berbagai umur di Pertambakan Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini dilaksanakan di pertambakan di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan pada tanggal 1 Desember sampai 31 Desember 2019. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah ternak domba ekor tipis (DET) sebanyak 56 ekor betina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu sampel yang akan digunakan ditetapkan bedasarkan kriteria tertentu, misalnya DET yaitu pada umur PI0, PI1, PI2, dan PI3. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ukuran statistik vital domba ekor tipis betina umur PI0 yaitu bobot badan, panjang badan, dan lingkar dada berturut-turut yaitu 16,04±3,99 cm; 48,86±6,48 cm; 50,85±4,42 cm; 61,19±6,88 cm. Penampilan produksi pada domba ekor tipis betina umur PI1 memiliki rata-rata ukuran statistik vital bobot badan, tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada berturut-turut yaitu 21,20±3,99 cm; 53,20±1,96 cm; 55,45±3,82 cm; 68,90±5,36 cm. Penampilan produksi pada domba ekor tipis betina umur PI2 memiliki rata-rata ukuran statistik vital bobot badan, tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada berturut-turut yaitu 24,68±4,07 cm; 57,42±3,68 cm; 60,72±5,87 cm; dan 71,66±5,93 cm dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,70 antara lingkar dada dengan bobot badan. Penampilan produksi pada domba ekor tipis betina umur PI3 memiliki rata-rata ukuran statistik vital bobot badan, tinggi badan panjang badan, dan lingkar dada berturut-turut yaitu 22,76±3,54 cm; 55,08±3,03 cm; 58,03±4,47 cm; dan 69,61±4,82 cmix dengan nilai koefisien korelasi paling tinggi sebesar 0,84 antara lingkar dada dengan bobot badan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penampilan produksi domba ekor tipis pada berbagai umur memiliki penampilan produksi yang masih dibawah standart. Variabel lingkar dada pada domba ekor tipis betina umur PI2 dan PI3 dapat dipakai sebagai acuan untuk menduga bobot badan.