Studi Sediaan Masker Peeloff Madu Ditinjau Dari Sifat Mutu Fisik, Efektivitas, Efikasi, Dan Kadar Antioksidan
Main Author: | Shobri, Ahmal Al |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/176085/1/Ahmal%20Al%20Shobri%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/176085/ |
Daftar Isi:
- Masker peel-off yaitu sediaan masker dengan bahan dasar polyvinyl alcohol (PVA) yang kemudian diformulasikan dengan bahan lainnya, setelah diaplikasikan ke kulit muka dan mengering akan terbentuk lapisan film pada wajah, setelah lapisan film tersebut diangkat maka kulit muka akan lebih bersih, kencang dan lembab. Masker peel-off juga berfungsi mengangkat sel kulit mati, residu dan zat-zat lain yang mengendap pada lapisan kulit. Penggunaan madu sebagai produk kecantikan yaitu untuk perawatan kulit karena madu bersifat higroskopis yaitu mudah menyerap air dan udara sekitarnya, sehingga dapat digunakan sebagai humektan (pelembab). Selain itu madu memiliki sifat anti bakteri, anti fungal dan anti viral yang sebagian besar merupakan patogen. Oleh karena itu madu sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar masker peel-off. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PVA, HPMC, propilenglikol, etanol 96%, alcohol 70%, aquades dan madu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2016 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fisiko-Kimia, HPLC, Mikrobiologi dan di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4 ulangan.vi Konsentrasi penambahan madu adalah F1 10%, F2 15%, F3 20%, F4 25% dan F0 tanpa penambahan madu. Variabel yang diuji adalah sifat mutu fisik (pH dan organoleptik), efektivitas (daya mengering), efikasi (uji iritasi) dan aktivitas antioksidan. Hasil data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa nilai tertinggi pada warna yaitu pada formulasi F2 (4,043±0,37b), nilai aroma pada formulasi F3 (3,82±0,34b), nilai tekstur pada formulasi F0 (4,32±0,26b), nilai aplikasi ke kulit pada formulasi F1 (3,457±0,98). Nilai pH mengalami penurunan diantara konsentrasi penambahan madu pada sediaan. Nilai rataan tertinggi terdapat pada formulasi F0 (6,57±0,02), sedangkan nilai rataan terendah pada formulasi F4 (5,87±0,02). Daya mengering formulasi sediaan dengan penambahan madu ratarata lebih lama mengering dibandingkan gel masker original (tanpa penambahan madu). Nilai rataan tertinggi terdapat pada formulasi F4 yaitu 36,12±2,87 menit sedangkan nilai terendah terdapat pada F0 yaitu 19,37±2,29 menit. Nilai inhibisi (%) pada setiap formulasi beragam. Nilai rata-rata inhibisi (%) setiap formulasi dari tertinggi ke terendah berturut-turut yaitu ; F3(81,08±3,12), F4(81,05±1,42), F2(79,25±11,5), F1(63,23±25,9), dan F0(59,46±7,29), diketahui bahwa F3 masker peel off madu memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi. Uji efikasi (iritasi) sediaan masker peel-off madu yang dilakukan terhadap 10 orang relawan memberikan hasil bahwa sediaan masker peel-off madu yang dibuat menimbulkan reaksi panas pada kulit, Hal ini disebabkan adanya penambahan etanol pada sediaan. Dari hasil penelitiaan ini disimpulkan bahwa Formulasi 1 masker peel-off madu yang mengandung madu 10%, PVA 20% dan HPMC 3% dipilih dari 5 formulasi yang ada. Formulasi ini dipilih karena menunjukkan perlakuan terbaik ditinjau dari uji efikasi (uji iritasi), uji aktivitas antioksidan, ujivii efektivitas (daya mengering), uji pH, dan uji organoleptik. Formulasi F1 menunjukkan tingkat iritasi yang rendah pada kulit jika dibandingkan dengan formulasi lainnya. Konsentrasi penambahan madu kedalam sediaan menurunkan nilai pH, serta daya mengering yang lambat. Penambahan madu juga meningkatkan aktivitas antioksidan namun tidak terlalu signifikan. Formulasi F1 dipilih karena memilki aktivitas antioksidan yang baik dan paling aman untuk diaplikasikan ke kulit.