Perbedaan Status Gizi Antara Diet GFCF (Gluten Free Casein Free) dan Diet Kombinasi pada Anak Autisme di UPT Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Kota Malang

Main Author: Mirahantini, Safira
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/176051/1/Safira%20Mirahantini.pdf
http://repository.ub.ac.id/176051/
Daftar Isi:
  • Autisme merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat kelainan fungsi otak. Tingginya prevalensi anak autisme diikuti dengan kejadian malnutrisi. Asupan makan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi status gizi. Anak autisme memiliki kecenderungan alergi terhadap kandungan gluten dan casein. Umumnya anak autisme menjalankan diet GFCF, beberapa lainnya menggabungkan diet GFCF dengan diet penyerta yang disebut diet kombinasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan status gizi antara diet GFCF dan diet kombinasi pada anak autisme di UPT Layanan Pendidikan ABK Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan desain deskriptif komparatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak autisme umur 5-9 tahun sebanyak 31 anak yang terbagi dalam 3 jenjang intervensi terapi yaitu terpadu, transisi, dan vokasi. Status gizi ditentukan berdasarkan hasil pengukuran TB dan BB. Identifikasi diet selama 14 hari menggunakan food and symptom diary untuk melihat pola makan, gejala yang muncul akibat bahan makanan tertentu serta rerata kecukupan energi, zat gizi makro dan mikro. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata status gizi anak autis yang menjalankan diet GFCF dan diet kombinasi adalah normal. Hasil analisis uji beda status gizi pada diet GFCF dan kombinasi menggunakan Mann-Whitney di jenjang intervensi terpadu menunjukkan nilai p= 0,48; transisi p=0,2; dan vokasi p=0,21 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan status gizi antara diet GFCF dan diet kombinasi pada anak autisme di UPT Layanan Pendidikan ABK Kota Malang