Uji Residu Antibiotik Tetrasiklin, Ph Dan Kadar Air Pada Dada Ayam Pedagin Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Dan Kabupaten Malang
Main Author: | Wibowo, Nata |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175949/1/Nata%20Wibowo%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/175949/ |
Daftar Isi:
- Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang memiliki letak kota yang strategis dan cuaca yang sejuk. Banyaknya populasi penduduk wilayah Malang disebabakan oleh pertumbuhan penduduk, peningkatan pengetahuan, gaya hidup, dan tingkat kesejahteraan masyarakat semakin membaik. Hal ini berpengaruh juga pada tingkat konsumsi asal pangan yang ikut meningkat akan konsumsinya. Salah satunya yaitu, produk asal ternak yang memiliki angka konsumsi yang cukup tinggi berasal dari jenis unggas karena selain mudah diperoleh, cepat pertumbuhannya, dan harganya juga lebih terjangkau dibanding dengan jenis ternak besar. Daging dapat mengandung bahaya biologis, kimiawi, dan fisik. Salah satu bahaya kimiawi yang dapat dijumpai pada daging adalah residu antibiotik. Ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat, residu antibiotik dalam pangan asal hewan dapat mengancam kesehatan masyarakat. Ancaman kesehatan masyarakat akibat residu antibiotik dalam pangan asal hewan antara lain resistensi bakteri, gangguan kesehatan konsumen seperti alergi atau keracunan.vii Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan residu antibiotik tetrasiklin pada daging ayam pedaging yang dijual dibeberapa pasar tradisional kota Malang dan kabupaten Malang serta mengetahui nilai pH dan nilai kadar air pada dada daging ayam pedaging yang di jual di pasar tradisional kota Malang dan kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus – 17 September 2018 berlokasi di Laboratorium Kedoteran UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) untuk pengujian residu antibiotik tetrasiklin, serta pengujian dari pH dan kadar air dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Universitas Brawijaya Kota Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada ciri-ciri atau karateristik yang ditetapkan oleh peneliti. Materi penelitian ini menggunakan 10 sampel dada ayam pedaging, diperoleh dari setiap pedagang dari 10 pasar tradisional di Malang. Pengambilan sampel dilakukan setiap satu minggu sekali dengan pedagang yang sama dan dilakukan sebanyak tiga kali pengambilan. Selanjutnya seluruh sampel yang diperoleh dilakukan uji tapis (scerning test) residu antibiotok pada daging ayam pedaging secara bioassay yang mengacu pada SNI No. 7428:2008 terhadap residu antibiotik tetrasiklin di Laboratorium kedokteran UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), serta pengujian nilai pH dan kadar air dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Universitas Brawijaya Kota Malang. Hasil pengujian residu tetrasiklin dengan metode uji bioassay SNI 7424:2008 pada daging ayam pedaging yang diambil minggu pertama sampai minggu ketiga yang dijual di pasar tradisional kota Malang dan kabupaten Malang, menunjukkan bahwa telah positif mengandung residu antibiotik tetrasiklin pada pasar tradisional wilayah Malang pada Pasar Tawangmangu. Kemungkinan disebabkan olehviii pemberian antibiotik pada saat ayam masih dalam pemeliharaan dan dipotong sebelum waktu henti obat (withdrawal time) berakhir sehingga antibiotik masih terakumulasi di daging ayam tersebut. Sedangakan rataan uji pH dari 10 pasar didapatkan 1Gadang 6,7; 2Besar 6,8; 3Blimbing 6,7; 4Singosari 6,7; 5Dinoyo 6,8; 6Karang ploso 6,6; 7Landung sari 6,8; 8Tawangmangu 6,7; 9Mergan 6,7; 10Tunggul wulung 6,8. Hasil analisis menunjukkan nilai pH masih masuk dalam kriteria normal. Rataan kadar air dari 10 pasar didapatkan 1Gadang 76,52; 2Besar 75,54; 3Blimbing 76,38; 4Singosari 76,32; 5Dinoyo 76,32; 6Karang ploso 74,95; 7Landung sari 76,87; 8Tawangmangu 76,62; 9Mergan 73,92; 10Tunggul wulung 75,27. Data ini bisa disimpulkan bahwa pedagang daging ayam pada pasar kota Malang dan kabupaten Malang masih memperhatikan kualitas daging yang mereka akan jual. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, Kandungan tetrasiklin di 10 pasar wilayah malang hanya satu pasar yang menunjukan positif mengandung tetrasiklin yaitu di pasar Tawang Mangu. Kandungan nilai pH dan kadar air daging ayam dari 10 pasar normal antara pH rata-rata 6,79 dan kadar air 73-76%.