Pengaruh Penggunaan Pengencer Susu Skim Kuning Telur Dengan Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) Terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Limousin

Main Author: -, Amalia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/175945/1/Amalia_155050100111023%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/175945/
Daftar Isi:
  • Peningkatan produktivitas sapi potong salah satunya yaitu meningkatkan mutu genetik dengan program Inseminasi Buatan (IB). Keberhasilan IB dipengaruhi oleh faktor kualitas semen beku. Selama proses penyimpanan semen beku, dibutuhkan pengencer dengan syarat mengandung sumber energi, mencegah cold shock, mengandung buffer, bersifat isotonis, tidak bersifat toxic, menghambat pertumbuhan bakteri dan mengandung unsur yang sifat fisik dan kimiawinya hampir sama dengan semen. Adanya kandungan antioksidan dalam ekstrak kulit buah naga merah, memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas semen beku Sapi Limousin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang berbeda dalam pengencer susu skim kuning telur terhadap kualitas semen beku Sapi Limousin. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengencer semen dengan kualitas baik melalui penambahan ekstrak kulit buah naga merah pada pengencer susu skim kuning telur. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar dari pejantan unggul Sapi Limousin dengan kriteria motilitas individu 40-50% dan motilitas massa (2+). Semen segar diuji kualitasvii makroskopis dan mikroskopis. Pengencer yang digunakan yaitu susu skim kuning telur dengan penambahan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Pembuatan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dilakukan di Laboratorium Biomol Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya Malang. Gliserol yang digunakan sebanyak 13% sebagai krioprotektan intraseluler. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental laboratorium dengan jenis Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 10 ulangan yaitu P0 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur), P1 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 1% EKBN), P2 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 3% EKBN), P3 (100% Pengencer Susu Skim Kuning Telur + 5% EKBN), semua perlakuan diamati pada tahap before freezing dan post thawing minimal 24 jam setelah pembekuan. Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) (Duncan Multiple Range Test). Variabel yang diamati meliputi persentase motilitas, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran spermatozoa selama pembekuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah naga merah yang berbeda dalam pengencer susu skim kuning telur setelah pembekuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase motilitas, viabilitas dan integritas membran spermatozoa (P<0,01). Persentase motilitas spermatozoa dari nilai perlakuan terendah hingga tertinggi secara berurutan adalah P0 (16 ± 3,49 %), P3 (18,5 ± 3,68 %), P2 (22,4 ± 2,63 %) dan P1 (27,3 ± 0,94 %). Persentase viabilitas spermatozoa dari nilai perlakuan terendah hingga tertinggi secara berurutan adalah P0 (47,15 ± 1,72 %), P3 (51,72 ± 3,58 %), P2 (52,41 ± 2,09 %) dan P1 (55,61 ± 2,46 %). Persentase integritas membran spermatozoa dari nilai perlakuan terendah hingga tertinggi secara berurutan adalah P0 (44,94 ± 2,95 %), P3 (47,21 ± 3,74 %), P2 (47,83 ± 2,37viii %) dan P1 (50,7 ± 2,53 %). Penambahan ekstrak kulit buah naga merah dengan persentase yang berbeda dalam pengencer susu skim kuning telur setelah pembekuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase abnormalitas spermatozoa (P>0,05). Berikut persentase abnormalitas spermatozoa dari nilai perlakuan terendah hingga tertinggi secara berurutan adalah P3 (18,6 ± 4,16 %), P1 (20,6 ± 0,96 %), P2 (19,8 ± 0,63 %) dan P0 (20 ± 1,15 %). Namun, pemberian ekstrak perlakuan P1, P2 dan P3 menunjukkan nilai rataan persentase abnormalitas spermatozoa yang lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol (P0) setelah pembekuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah naga merah dengan persentase yang berbeda dalam pengencer susu skim kuning telur berpengaruh pada kualitas semen beku sapi Limousin terhadap persentase motilitas, viabilitas dan integritas membran spermatozoa, serta tidak berpengaruh terhadap persentase abnormalitas spermatozoa. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan inseminasi buatan dengan penggunaan semen beku sapi Limousin melalui penambahan 1% ekstrak kulit buah naga merah dalam pengencer susu skim kuning telur pada sap